Suara.com - Musisi Palestina menggelar konser musik di tengah puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan 11 hari roket Israel.
Dalam unggahan di akun Facebook Redflish, tampak beberapa musisi mulai dari remaja hingga dewasa menggelar konser di depan puing-puing bangunan yang hancur akibat konflik.
"Musisi Palestina mengadakan konser publik di tengah reruntuhan bangunan perumahan yang dibom Israel selama perang 11 hari di Gaza." tulis akun tersebut.
Israel pada Selasa (11/5), melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza, menghantam rumah loteng seorang komandan lapangan Hamas.
Baca Juga: Israel Tangkap Pentolan Hamas di Tepi Barat
Sebaliknya, kelompok militan Hamas menembakkan lebih dari 250 rudal ke Israel, menewaskan dua perempuan, korban pertama Israel dalam kekerasan ini.
Dalam sebuah foto terlihat sekelompok musisi menggunakan alat musik keyboard, piano, hingga alat musik khas timur tengah.
Bukan hanya musisi dewasa, dalam sebuah foto juga terlihat musisi yang terlihat memainkan alat musik dengan kalung sorban.
Konflik terbaru antara Hamas dan Israel tersebut terjadi kurang lebih selama 11 hari dan akhirnya berhenti ketika gencatan senjata disepakati pada 21 Mei.
200.000 Warga Butuh Bantuan
Baca Juga: Indonesia Bisa Tekan Israel Lewat Bantuan 'Orang Dalam', Siapa?
Disadur dari Al Jazeera, Kamis (3/6/2021) pejabat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Palang Merah telah mengunjungi Jalur Gaza pasca gencatan senjata tersebut.
Serangan Israel di daerah kantong yang dimulai pada 10 Mei menewaskan sedikitnya 254 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, menurut otoritas kesehatan di Gaza.
Sedikitnya 12 orang, termasuk dua anak-anak, tewas di Israel oleh serangan roket yang dilakukan oleh kelompok bersenjata yang berbasis di Gaza.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa penduduk Palestina membutuhkan bantuan kesehatan.
"Lebih dari 77.000 orang mengungsi dan sekitar 30 fasilitas kesehatan rusak," katanya.
WHO mengatakan pihaknya "meningkatkan tanggapannya untuk memberikan bantuan kesehatan bagi hampir 200.000 orang yang membutuhkan", di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Tepi Barat yang diduduki.
Sementara itu, kepala Komite Palang Merah Internasional (ICRC) meminta lebih dari 16 juta dolar (Rp 228 miliar) untuk membantu warga di Jalur Gaza.
"Ketakutan, kecemasan, dan stres adalah kata-kata kunci yang saya dengar berulang kali hari ini," kata kepala ICRC Robert Mardini kepada Al Jazeera setelah mengunjungi Gaza.
"Kami perlu benar-benar meningkatkan dukungan kami untuk meningkatkan respons kemanusiaan di Jalur Gaza dalam jangka pendek." sambungnya.