Suara.com - Kementerian luar negeri Malaysia pada Selasa (1/6) akan memanggil China untuk menjelaskan "penyusupan" oleh 16 pesawat angkatan udara ke wilayah udaranya.
Pada hari Senin (1/6), menyadur Straits Times, Angkatan Udara Malaysia mengatakan pihaknya mengerahkan pesawat jet untuk melakukan konfirmasi visual setelah pesawat China terbang dalam jarak 60 mil laut dari negara bagian Serawak, Malaysia.
Angkatan Udara Malaysia menggambarkan insiden itu sebagai "ancaman serius terhadap kedaulatan nasional dan keselamatan penerbangan".
Pesawat-pesawat China itu tidak menghubungi kontrol lalu lintas udara regional meskipun telah diinstruksikan beberapa kali, menurut keterangan angkatan udara Malaysia.
Baca Juga: Sempat Diadang Jet Tempur, China Klaim Tak Langgar Wilayah Udara Malaysia
Menteri Luar Negeri Hishammuddin Hussein mengatakan Malaysia akan mengeluarkan nota protes diplomatik dan meminta duta besar China untuk Malaysia menjelaskan "pelanggaran wilayah udara dan kedaulatan Malaysia".
"Sikap Malaysia jelas – memiliki hubungan diplomatik yang bersahabat dengan negara mana pun tidak berarti bahwa kami akan berkompromi dengan keamanan nasional kami," kata Hishammuddin dalam sebuah pernyataan.
Kedutaan China sebelumnya mengatakan pesawat-pesawat itu melakukan pelatihan penerbangan rutin dan "diawasi secara ketat" oleh hukum internasional tanpa melanggar wilayah udara negara lain.
"China dan Malaysia adalah tetangga yang bersahabat, dan China bersedia melanjutkan konsultasi persahabatan bilateral dengan Malaysia untuk bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas regional," kata seorang juru bicara China.
China kekinian membuat klaim ekspansif atas Laut China Selatan, yang dilalui perdagangan kapal senilai sekitar 3 triliun dolar (Rp 42.942 triliun) setiap tahun.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Tingkat Kematian Malaysia Terbanyak ke-3 di ASEAN
China juga juga telah membangun fasilitas militer di pulau-pulau buatan. Penjaga pantai China secara rutin memperingatkan kapal dan pesawat asing untuk meninggalkan apa yang disebutnya wilayahnya.
Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga memiliki klaim atas berbagai pulau dan fitur di wilayah tersebut.
Angkatan udara Malaysia mengatakan pesawat, yang terdiri dari pengangkut strategis Ilyushin il-76 dan Xian Y-20, melakukan perjalanan dalam formasi taktis "in-trail" di antara 23.000 hingga 27.000 kaki.
Mereka tampak pada radar dan beberapa upaya dilakukan Malaysia untuk menghubungi pesawat-pesawat itu, namun mereka tidak berbalik arah.
Ketika terbang mendekat, angkatan udara Malaysia mengerahkan beberapa pesawat untuk mencegat sekaligus mengidentifikasi mereka, sebelum pesawat-pesawat militer China itu berlalu.