Retno menuturkan pertemuan tersebut dihadiri 11 menteri luar negeri termasuk Indonesia.
"Hal ini menunjukan urgensi dari isu yang dibahas. Kami termasuk 1 dari 11 Menlu yang hadir dalam pertemuan itu, yaitu Menlu Palestina, Turki, Arab Saudi, Qatar, Tunisia, Al Jeria, Maldives, Kuwait, Pakistan dan Jordan," kata Retno.
Dalam pertemuan Majelis Umum PBB tersebut, kata Retno, Indonesia menekankan tiga hal yakni pentingnya gencatan senjata, bantuan kemanusiaan dan negosiasi multilateral.
"Yang kami tekankan dalam pertemuan Majelis Umum PBB, pertama pentingnya segera tercipta gencatan senjata, kedua pentingnya bantuan kemanusiaan dan meminta Israel untuk membuka akses kemanusiaan," tutur Retno.
"Dan ketiga pentingnya negosiasi multilateral yang kredibel untuk menyelesaikan for isu yaitu kemerdekaan Palestina berdasarkan due state solution. Gencatan senjata telah terjadi. Presssure internasional agar semua pihak dapat menghormati gencatan senjata perlu terus dilakukan," sambungnya.
Lebih lanjut, Retno menyebut tantangan terbesar saat ini yakni memastikan agar siklus kekerasan di Palestina tidak terjadi kembali.
"Tantangan paling besar saat ini adalah bagaimana memastikan siklus kekerasan tidak terjadi kembali dan perundingan bisa dapat segera dilakukan," katanya.