Suara.com - Papan pengumuman yang berisi pesan rasis banyak ditemukan di dekat masjid di kota Wina, Austria. Anggota komunitas Islam menyebut pesan itu meresahkan.
Menyadur TRT World Kamis (03/06), papan pengumuman itu berisi 'peta Islam' yang kontroversial dengan informasi rinci tentang kegiatan Muslim di negara itu.
Papan tersebut berisi gambar seorang pria dengan jenggot dan kopiah bertuliskan "Perhatian: Politik Islam sudah dekat. Lihat Peta Islam untuk info lebih lanjut".
Menurut sebuah pernyataan oleh Otoritas Agama Islam di Austria (IGGIO) pada hari Rabu, pengumuman tersebut mengekspos banyak masjid untuk diserang.
Baca Juga: Kesal Dihujat Warganet Rasis dan Disebut Jelek, Felicia Tissue Lapor Polisi
Di sisi lain, berbagai media di negara itu melaporkan bahwa papan nama anti-Islam mungkin didirikan oleh kelompok rasis "Identitarian," yang mengadvokasi ideologi politik sayap kanan nasionalis pan-Eropa.
Kementerian Integrasi Austria meluncurkan situs internet yang disebut "Peta Nasional Islam" minggu lalu dengan nama dan lokasi lebih dari 620 masjid, asosiasi dan pejabat.
Banyak Muslim merasa distigmatisasi dan terancam keamanannya oleh publikasi alamat dan rincian lainnya di tengah berkembangnya Islamofobia di Austria.
Muslim Austria sangat prihatin atas upaya yang sedang berlangsung oleh Kanselir Sebastian Kurz untuk memperalat Islam untuk agenda sayap kanannya.
Menteri Integrasi Austria Susanne Raab Selasa membela "peta Islam" yang diperdebatkan di tengah meningkatnya kritik di dalam komunitas Muslim negara itu.
Baca Juga: Felicia Tissue Geram Laporkan Warganet Rasis ke Polisi
"Ini sama sekali bukan kecurigaan umum terhadap Muslim. Ini tentang perjuangan bersama melawan Islam politik sebagai tempat berkembang biaknya ekstremisme," kata Raab kepada surat kabar WELT Jerman.
Komunitas Agama Islam di Austria memperingatkan agar tidak menstigma semua muslim sebagai potensi bahaya bagi masyarakat dan tatanan hukum demokratis di negaranya.
Sementara itu, Dewan Pusat Muslim Jerman mengkritik pemerintah Austria karena meluncurkan "peta Islam" digital yang kontroversial dan menyebutnya "tidak bertanggung jawab".