Kapitra hanya bisa menjawab jika TWK juga didesain untuk menguji tingkat intelektual pegawai KPK dalam menjawab pertanyaan itu. Menurutnya, psikologi pegawai KPK akan diuji lewat pertanyaan-pertanyaan seperti itu.
"Jadi di situlah intelektualitas dia untuk keluar dari kemelut. Psikologi orang diuji di situ, ketika dia berada di lingkungan tidak mengenakkan dia bisa keluar enggak? Sebagai pemenang disitu. Ternyata kan tidak," terang Kapitra.
Najwa Shihab sendiri tidak puas dengan jawaban Kapitra. Ia lantas memberikan sindiran menohok mana pegawai yang bisa lolos TWK, apakah menjawab Al Quran atau Pancasila.
"Jadi yang menang yang pilih Al Quran atau Pancasila nih?," tanya Najwa Shihab sambil tertawa.
Kapitra menjelaskan pastinya ada maksud dari pertanyaan tersebut. Salah satunya adalah untuk menggali psikologi pegawai KPK yang mengikuti TWK.
"Kita kan tidak tahu apa maksud menanyakan itu. Apakah dia ingin menggali psikologi seseorang ketika dia berhadapan dengan hal yang tidak menyenangkan. Bisakah dia memilah antara tugas profesi dan tugas pribadi. Kita kan tidak tahu," jawab Kapitra.