Suara.com - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan alat utama sistem senjata atau alutsista Indonesia memang sudah tua. Karena itu Prabowo menganggap pantas apabila alutsista tua itu mengalami pergantian.
Hal itu disampaikan Prabowo menjawab pertanyaan terkait apa saja pembahasan dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR yang dilakukan secara tertutup, Rabu (2/6/2021).
Pernyataan Prabowo itu sekaligus menjawab soal pembuatan peraturan presiden tentang pemenuhan kebutuhan alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam).
"Sebagai mana diketahui banyak alut kita sudah tua, sudah saatnya memang mendesak harus diganti. Kebutuhan-kebutuhan sangat penting dan kita siap menghadapi dinamika lingkungan strategis yang berkembang dengan sangat pesat," kata Prabowo di kompleks parlemen.
Baca Juga: Soal Skema Utang Luar Negeri, Menhan Prabowo: Sedang Direncanakan
Prabowo mengatakan, dalam rapat tertutup itu, dirinya juga diminta menjelaskan tentang konsep rencana induk pertahanan ke depan.
"Rencana ini masih kita godok bersama Bappenas, Kemenkeu, dan pemangku-pemangku kepentingan lainnya. Sebagaimana diketahui, banyak alut kita sudah tua, sudah saatnya, memang mendesak harus diganti," kata Prabowo.
Diketahui Prabowo akhirnya buka suara ihwal skema utang luar negeri senilai Rp 1.760 triliun dalam draf rencana perpres tentang pemenuhan kebutuhan alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam).
Ia mengatakan besaran nominal skema utang itu sedang digodok. Pernyataan itu disampaikan Prabowo usai melakukan rapat tertutup dengan Komisi I dari pukul 10.00 WIB sampai sekitar pukul 17.00 WIB.
"Ini sedang digodok. Sedang direncanakan," ujar Prabowo.
Baca Juga: Komisi I DPR Panggil Menhan Prabowo Bahas Anggaran Alutsista
Rapat Tertutup
Komisi I DPR memutuskan menggelar rapat kerja dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto secara tertutup. Selain dengan Menhan, rapat tertutup tersebut turut menghadirkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, KSAD, KSAL, KSAU.
Ketua Komisi I Meutya Hafid selaku pimpinan rapat memutuskan rapat kerja dilakukan tertutup berdasarkan rembukan dari anggota.
Meutya berujar rapat dilakukan tertutup lantaran membahas mengenai anggaran pembelian alutsista dan sistem pertahanan.
"Kita sepakati dulu mengenai sifat rapat kami dari pimpinan sudah rembukan untuk rapat yang terkait anggaran yang akan membahas di antaranya alutsista yang direncanakan pembeliannya, sebagaimana lazimnya rapat akan kita buka dengan sifat tertutup," ujar Meutya membuka rapat, Rabu (2/6/2021).
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akhirnya mendatangi Nusantara II Kompleks Parlemen DPR. Kehadiran Prabowo itu guna mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR.
Seperti diketahui kehadiran Prabowo sudah dinanti sejak Senin lantaran sempat absen pada rapat dengar pendapar Senin (31/5).
Prabowo mengatakan dirinya akan memaparkan terkait rencana Kementerian Pertahanan ke depan hingga persoalan alutsista. Prabowo juga akan melakukan sesi tanya jawab.
"Tentunya ini pertemuan, ya kita akan paparkan rencana ke depan. Tentunya akan ada tanya jawab dan sebagainya ya kita akan berusaha menjelaskan yang segamblang-gamblangnya," kata Prabowo di Kompleks Parlemen DPR, Rabu (2/6/2021).
Prabowo mengatakan dirinya juga akan menjelaskan persoalan skema pinjaman luar negeri senilai Rp 1.760 triliun dalam Rencana Peraturan Presiden untuk pemenuhan kebutuhan alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam).
Termasuk menyoal pendanaan untuk utang tersebut bersumber dari mana. Namun, Prabowo enggan menjawab pertanyaan wartawan dan lebih memilih menjawab pertanyaan Dewan.
"Insyaallah. Ya nanti DPR tanya saya dong, bukan kamu (wartawan)," kata Prabowo.