Dalam kesempatan tersebut, Retno dan HRVP Borrell mendiskusikan kembali isu kelapa sawit Indonesia.
Retno menuturkan keinginan sederhana Permintaan Indonesa, yakni agar kelapa sawit Indonesia diperlakukan secara fair.
"Saya sampaikan keseriusan Pemerintah menghasilkan kelapa sawit secara berkelanjutan dan terus memperkuat ISPO. Kita juga bertukar pikiran mengenai komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi," kata dia.
Retno menyebut pembangunan hijau dan berkelanjutan merupakan prioritas Indonesia.
"Indonesia memberikan dukungan penuh bagi suksesnya pelaksanaan COP 26 di Glasgow dan berharap agar pembicaraan juga memberikan ruang bagi pembangunan berkelanjutan di negara berkembang. Kita terbuka bagi investasi dan transfer teknologi, termasuk transisi energi," ucap Retno.
Hal yang dibahas ketiga dan akan diteruskan kembali adalah berbagai isu kawasan dan internasional.
Terkait dengan Myanmar, Retno menjelaskan kalau Indonesia terus melakukan komunikasi dengan Ketua dan negara anggota ASEAN dan terus mendorong tindak lanjut hasil
Pertemuan ALM di Jakarta yaitu tindak lanjut dari 5 points of consensus. Penunjukkan Special Envoy juga harus segera diselesaikan.
Dan komunikasi dengan semua pihak harus dilakukan, termasuk dalam kunjungan Ketua dan Sekjen ASEAN ke Myanmar.
Baca Juga: Indonesia di Sidang PBB: Israel Negara Penjajah Palestina!
"Ini akan merupakan titik awal kerja ASEAN untuk menindaklanjuti 5 points of consensus. Keselamatan dan well-being rakyat Myanmar harus terus menjadi prioritas," ucap dia.