Viral Wisatawan Ngaku Dipaksa Sewa Jip ke Tempat Mbah Maridjan, Tarif sampai Rp 550 Ribu

Selasa, 01 Juni 2021 | 11:38 WIB
Viral Wisatawan Ngaku Dipaksa Sewa Jip ke Tempat Mbah Maridjan, Tarif sampai Rp 550 Ribu
Pengunjung mengamati koleksi yang dipamerkan di Petilasan Rumah Mbah Maridjan, Kinahrejo, Palemsari, Cangkringan, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu (28/10/2020). [ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Curhat wisatawan yang ngaku dicegat dan dipaksa sewa jip untuk menuju petilasan Mbah Maridjan di Yogyakarta viral di media sosial. Disebutkan, oknum yang mencegat wisatawan beralasan bahwa jalan menuju petilasan rusak.

Wisatawan dipaksa sewa jip ini mengaku dicegat dan diminta memarkirkan mobil pribadinya. Lalu untuk lanjut menuju petilasan harus menyewa jip dengan tarif Rp 350 ribu - Rp 550 ribu.

Curhat wisatawan dipaksa sewa jip di Yogyakarta ini viral usai dibagikan oleh Iqbal Basyari (30) di salah satu grup Facebook.

Dalam unggahannya, wisatawan dari Klaten ini mengaku tidak diperbolehkan menuju ke petilasan Mbah Maridjan dengan menggunakan mobil pribadi. Melainkan ia diwajibkan untuk menyewa jip yang diketahui lokasi penyetopan itu berada di Padukuhan Ngrangkah, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman.

Baca Juga: Pengantin Wanita Atraksi Patahkan Besi, Ibu Mertua Disorot: Ada Aroma Kepanikan

"Lur, mau tanya. Apakah kalau mau ke Dukuh Kinahrejo, tempatnya Mbah Marijan, gak boleh pakai mobil pribadi ya?" tanya Iqbal mengawali curhat daringnya, seperti dikutip Suara.com, Selasa (1/6/2021).

"Saya tadi mau naik tapi dicegat sama petugas/warga di sekitar 1,5 km sebelum Kinahrejo. Kami dipaksa parkir dan disuruh sewa Jeep kalau mau naik ke tempat Mbah Marijan. Biaya sewa 350-500 ribu, itu pun bentuknya tour bukan ngantar ke tempat yang mau saya tuju," lanjutnya.

Kronologi wisatawan dipaksa sewa jip di Jogja untuk menuju petilasan Mbah Maridjan

Pengunjung mengamati koleksi yang dipamerkan di Petilasan Rumah Mbah Maridjan, Kinahrejo, Palemsari, Cangkringan, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu (28/10/2020).  [ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko]
Pengunjung mengamati koleksi yang dipamerkan di Petilasan Rumah Mbah Maridjan, Kinahrejo, Palemsari, Cangkringan, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu (28/10/2020). [ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko]

Laporan SuaraJogja.id, Iqbal bersama keluarga pada Minggu (30/5/2021) berniat untuk wisata. Salah satu agendanya adalah 'sowan' menuju petilasan Mbah Maridjan, sosok sesepuh juru kunci yang gugur saat peristiwa Gunung Merapi beberapa tahun silam.

Ternyata niat baik tak selalu berjalan lancar, ada saja 'gronjalan' di jalan.

Baca Juga: Harganya Bikin Resah, Ini Sanksi untuk Lesehan "Nuthuk" Malioboro dari Pemkot

Sebelum sampai di petilasan Mbah Maridjan, Iqbal malah dicegat oleh oknum yang mengaku petugas.

"Kejadiannya Minggu (30/5/2021) sekitar pukul 11.00 WIB. Saya sampai di jalan depan lokasi yang saya foto. Kemudian petugas di sana memberhentikan saya dan meminta untuk parkir, katanya ini lokasi parkir terakhir," kata Iqbal ketika dihubungi SuaraJogja.id.

Disebutkan Iqbal, pemberhentian itu dilakukan bukan tanpa alasan. Pasalnya, ia yang mengendarai mobil pribadi itu justru diminta turun untuk parkir dan diwajibkan menyewa jib jika ingin melanjutkan perjalanan dengan dalih jalan yang akan dilalui itu rusak atau jelek.

Padahal, sepengetahuan Iqbal jalan yang akan dilewati itu sudah tercukup baik untuk sekadar dilewati. Sebab jalur itu merupakan salah satu jalur evakuasi bagi warga yang berada di lereng Gunung Merapi.

"Saya ngomong kalau saya mau ke tempat Mbah Marijan yang lokasinya sekitar 1,5 kilometer lagi dari titik itu. Mereka bilang kalau mau naik harus pakai jip, nggak boleh pakai kendaraan pribadi alasannya jalan jelek, banyak jip," tuturnya.

Iqbal mengaku tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan saat itu dan memilih untuk menunggu beberapa saat di lokasi pemberhentian.

Dikatakan Iqbal, tak berselang lama pihaknya justru melihat beberapa kendaraan baik motor dan mobil berplat AB yang bisa atau diperbolehkan naik. Namun tidak dengan mobil berplat AD yang ia dan keluarganya naiki.

"Melihat itu, saya kembali bertanya ke petugas dan jawabannya tetap sama, saya harus pakai jip atau sewa motor dengan biaya sewa jip Rp350-550 sesuai rute yang mereka tentukan," ungkapnya.

Tidak ingin berdebat, Iqbal memutuskan untuk balik kanan atau turun dan tidak melanjutkan perjalanan ke petilasan Mbah Maridjan sesuai rencana.

Dalam perjalanan turun ia tidak lupa untuk menyempatkan diri berhenti di pos retribusi untuk bertanya lebih lanjut terkait kejadian yang menimpanya di atas tadi kepada petugas.

"Jawabannya pun sama, harus naik jip kalau ke tempat Mbah Maridjan. Saya juga kasih lihat foto lokasi saya dicegat di atas tadi," terangnya.

Sementara itu dihubungi terpisah, Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Suci Iriani Sinuraya mengatakan bakal segera menelusuri kejadian itu lebih lanjut.

"Sedang ditelusur untuk TLnya [postingan]. Termasuk koordinasi dengan berbagai pihak terkait di tempat tersebut," ujar Suci.

Suci memastikan akan segera menindaklanjuti keluhan tersebut dalam waktu dekat. Termasuk dengan memanggil pihak-pihak terkait untuk menentukan tindak lanjut terhadap kasus ini.

"Baru ditelusur dan saya minta [pelaku] dipanggil. Kami akan adakan rapat koordinasi lintas pihak terkait dengan tindak lanjut hal ini ke depannya," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI