Suara.com - Fadli Zon dirawat di sebuah rumah sakit di Jakarta akibat Covid-19. Lalu bagaimana kondisinya saat ini? Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad memberi jawaban.
Dasco mengungkapkan, meski dirawat di rumah sakit kondisi Fadli dalam keadaan baik. Bahkan Fadli masih melakukan komunikasi, kendati melalui pesan WhatsApp.
"Yang bersangkutan masih aktif komunikasi baik dengan chat WA maupun di grup WA fraksi," kata Dasco saat dihubungi, Senin (31/5/2021).
Dasco yabg merupakan Wakil Ketua DPR berharap kondisi Fadli kian membaik dari waktu ke waktu.
Baca Juga: Jelang Usia 50 Tahun Positif Covid-19, Fadli Zon: Covid-19 Ini Nyata Ada
"Mudah-mudahan apa yang dialami dapat segera kembali dan pulih kembali," ujarnya.
Sebelumnya Dasco menyampaikan kondisi terkini Fadli Zon. Dasco berujar Fadli Zon saat ini sedang menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Jakarta usai dinyatakan positif Covid-19.
"Ini yang bersangkutan sedang mengalami, menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Jakarta," ucap Dasco.
Kendati menjalani perawatan di rumah sakit akibat Covid-19, Dasco menegaskan bahwa kondisi Fadli Zon dalam keadaan baik.
"Kondisi (Fadli Zon) alhamdulillah baik-baik saja," kata Dasco.
Baca Juga: Mohon Doanya Kondisi Fadli Zon Positif COVID-19 Terkini
Positid Covid-19
Kronologis Fadli Zon positif COVID-19 jelang usia 50 tahun. Kini Fadli Zon mengaku baik-baik saja.
Fadli Zon positif COVID-19 padahal sudah vaksin COVID-19. Fadli Zon positif COVID-19 jelang usianya ke-50 tahun 1 Juni besok.
Fadli Zon positif COVID-19 diumumkan dirinya sendiri di twitternya, Minggu malam.
"Di hari-hari menjelang 50 tahun, akhirnya saya terpapar Covid-19. Maret lalu sudah 2 kali vaksin, n tes titer antibodi 250 (cukup baik)," kata Fadli Zon.
"Covid-19 ini nyata ada. Alhamdulillah baik-baik saja. Mari waspada jaga kesehatan, jaga jarak, jaga imunitas tubuh. Mohon doanya,” cuit Fadli di akun @fadlizon, Minggu (30/5/2021).
Fadli Zon lahir di Jakarta, 1 Juni 1971. Dia adalah Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 2014 - 2019.
Bersama Prabowo Subianto, ia ikut mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya dan menjabat sebagai wakil ketua.
Sejak 8 Oktober 2015, ia juga dipercaya sebagai Chairman of Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC) atau Presiden Organisasi Parlemen Antikorupsi Sedunia.
Fadli Zon menghabiskan masa kecilnya dan menyelesaikan pendidikan dasar di desa Cisarua, Bogor. Ia menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDN Cibereum 3, Cisarua, Bogor dan melanjutkan di SMPN 1 Cisarua, di Gadog, Bogor, kemudian pindah ke SMP Fajar Jakarta.
Kemudian ia pindah ke Jakarta dan melanjutkan pendidikan di SMA 31 Jakarta. Fadli belajar selama dua tahun di SMA Negeri 31, Jakarta Timur, sebelum akhirnya mendapat beasiswa dari AFS (American Field Service) ke San Antonio, Texas, Amerika Serikat dan lulus dengan predikat summa cum laude.
Fadli kemudian melanjutkan studinya di program studi Sastra Rusia, Fakultas Sastra Universitas Indonesia (kini FIB UI).
Semasa kuliah, Fadli aktif di berbagai organisasi, baik intra maupun ekstra kampus. Ia pernah menjadi Ketua Biro Pendidikan Senat Mahasiswa FSUI (1992-1993), Sekretaris Umum Senat Mahasiswa FSUI (1993), Ketua Komisi Hubungan Luar Senat Mahasiswa UI (1993-1994).
Fadli Zon aktif dalam kehidupan politik kampus dengan memimpin berbagai demonstrasi dan menghidupkan kelompok-kelompok studi di dalam kampus UI era awal 1990-an. Selain itu, ia juga bergabung dengan Teater Sastra UI.
Di luar kampus, ia pernah menjadi Sekjen dan Presiden Indonesian Student Association for International Studies (ISAFIS) pada 1993-1995, pengurus pusat KNPI (1996-1999), pengurus pusat Gerakan Pemuda Islam (1996-1999), dan anggota Asian Conference on Religion and Peace (ACRP) sejak 1996.
Pada tahun 1994, Fadli Zon terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) I Universitas Indonesia dan Mahasiswa Berprestasi III tingkat Nasional dan memimpin delegasi mahasiswa Indonesia dalam ASEAN Varsities Debate IV (1994) di Malaysia.
Pada tahun 2002, ia mengenyam pendidikan di London School of Economics and Political Science (LSE) di bawah bimbingan John Harriss dan Robert Wade. Ia meraih gelar Master of Science (M.Sc) Development Studies dari The London School of Economics and Political Science (LSE) Inggris. Pada tahun 2016, ia meraih gelar doktoral dari Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB), Universitas Indonesia.