Suara.com - Penemuan 215 mayat anak-anak di sebuah gedung lawas menggemparkan warga Kanada. Menyadur ABC 7 News Minggu (30/05), bangunan itu dulunya sekolah asrama pribumi terbesar di negara tersebut.
Dalam sebuah rilis, Kepala Rosanne Casimir dari Tk'emlups te Secwépemc First Nation yang menemukan ratusan mayat itu mengatakan temuannya sudah terkonfirmasi dengan bantuan radar penembus tanah.
Ia juga mengatakan, kemungkinan ada lebih banyak mayat yang terkubur di sekolah itu. Ia menyebut hal ini sebagai "kerugian tak terpikirkan yang dibicarakan tapi tidak pernah didokumentasikan di Kamloops Indian Residential School."
Dari abad ke-19 hingga 1970-an, lebih dari 150.000 anak 'Bangsa Pertama' diwajibkan sekolah di sini, asrama Kristen yang didanai negara sebagai program mengasimilasi warga pribumi ke dalam masyarakat Kanada.
Baca Juga: Seorang Politisi Kanada Terekam Kencing saat Rapat Online, Ini Kedua Kalinya
Mereka dipaksa memeluk Kristen dan tidak diizinkan berbicara dengan bahasa asli mereka. Banyak yang dipukuli dan dilecehkan secara verbal dan jumlah kematiannya mencapai 6 ribu jiwa.
Pemerintah Kanada meminta maaf di Parlemen pada tahun 2008 dan mengakui bahwa pelecehan fisik dan seksual di sekolah memang merajalela.
Banyak siswa ingat pernah dipukuli karena berbicara dalam bahasa asli mereka; mereka juga kehilangan kontak dengan orang tua dan budaya mereka.
"Ini benar-benar memunculkan kembali sejarah sekolah tempat tinggal dan luka dari warisan genosida terhadap masyarakat Pribumi," kata Terry Teegee, ketua daerah Majelis Bangsa Pertama untuk British Colombia, Jumat.
Ratusan jenazah ini terdeteksi tanpa digali. Lisa Lapointe, kepala koroner di British Columbia, mengatakan penemuan ini berdekatan dengan bekas Sekolah Perumahan Indian Kamloops.
Baca Juga: Laptop PM Kanada Jadi Perbincangan, Terlihat Macbook tapi Bukan
"Kami sedang dalam proses awal untuk mengumpulkan informasi dan akan terus bekerja sama dengan Tk'emlúps te Secwépemc dan lainnya seiring dengan kemajuan pekerjaan sensitif ini," kata Lapointe,
"Kami menyadari kehancuran tragis dan memilukan yang ditimbulkan oleh sistem sekolah perumahan Kanada. atas begitu banyak orang, dan pikiran kita tertuju pada semua orang yang berduka hari ini."