Suara.com - Islam mengenal puasa wajib tiap bulan Ramadan. Selain itu, Islam juga mengenal berbagai puasa sunnah. Puasa sunnah dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah Swt. Puasa sunnah juga menjadi amalan menyempurna puasa wajib. Berikut macam-macam puasa sunnah dan keutamaannya dalam Islam.
1. Puasa Arafah
Puasa Arafah merupakan puasa yang dikerjakan pada hari kesembilan bulan Dzulhijah bagi yang tidak melaksanakan ibadah haji. Puasa ini bertepatan dengan pelaksanaan wukuf di Arafah. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah bersabda, “Tiada amal yang soleh yang dilakukan pada hari-hari lain yang lebih disukai daripada hari-hari di sepuluh hari pertama dalam bulan Dzulhijah.”
Puasa Arafah memiliki keutamaan dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, yakni satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelah hari berpuasa. Puasa Arafah bisa membebaskan dari siksa api neraka sebab Allah Swt. memberikan kebebasan dari siksa api neraka bagi seluruh kaum muslim di hari arafah.
Baca Juga: Niat Puasa Senin Kamis, Lengkan dengan Doa Berbuka Puasa
2. Puasa di Sembilan Hari Pertama Bulan Dzulhijah
Bukan cuma di hari kesembilan, Islam mensunahkan puasa pada sembilan hari pertama bulan Dzulhijah. Keutamaan puasa di bulan Dzulhijah ini sama seperti kita berpuasa setahun penuh. Rasulullah Saw. bersabda, “Tiada sebarang hari pun yang lebih disukai Allah dimana seorang hamba beribadat di dalam hari-hari itu daripada ibadah yang dilakukannya di dalam 10 hari Dzulhijah. Puasa sehari di dalam hari itu menyamai puasa setahun dan qiyamulail (menghidupkan malam) di dalam hari itu seumpama qiamulail setahun.”
Hadis lain juga menyebutkan, “Sesungguhnya Rasulullah Saw. melakukan puasa sembilan hari di awal bulan Dzulhijjah, di Hari Asyura dan tiga hari di setiap bulan iaitu hari Isnin yang pertama dan dua hari Khamis yang berikutnya” (HR Imam Ahmad dan an-Nasa’i).
3. Puasa Tasua
Puasa Tasua adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada tanggal 9 Muharam. Puasa ini dilakukan untuk mengiringi puasa yang dilakukan pada keesokan harinya yaitu di tanggal 10 Muharam karena di hari yang sama yaitu tanggal 10 Muharam orang-orang Yahudi juga melakukan puasa. Puasa di tanggal 9 Muharam dapat membedakan dengan puasa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.
Baca Juga: Puasa Senin Kamis: Tata Cara dan Keutamaan
4. Puasa Asyura
Puasa Asyura menjadi puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan. Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Seutama-utama puasa setelah Ramadan ialah puasa di bulan Muharam, dan seutama-utama salat sesudah salat fardu, ialah shalat malam” (HR. Muslim).
5. Puasa Syawal
Puasa syawal merupakan puasa sunah yang dilaksanakan pada enam hari di bulan syawal. Puasa syawal dapat dilaksanakan secara berurutan atau terpisah-pisah. Namun, mengerjakan dengan berurutan lebih utama karena menunjukkan sikap bersegera dalam melaksanakan kebaikan dan tidak menunda-nunda amal.
Keutamaan puasa enam hari di bulan syawal adalah seperti berpuasa selama satu tahun seperti dalam riwayat hadis berikut, “Siapa saja yang berpuasa Ramadan, kemudian diikuti puasa enam hari bulan Syawal, maka itulah puasa satu tahun” (HR. Ahmad dan Muslim).
6. Puasa Senin-Kamis
Puasa Senin Kamis merupakan puasa sunah yang paling sering dikerjakan oleh Rasulullah Saw. Sebuah hadis meriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW adalah orang yang paling banyak berpuasa pada hari Senin dan Kamis.” Dan ketika Rasulullah ditanya tentang alasnnya, Beliau bersabda “Sesungguhnya segala amal perbuatan dipersembahkan pada hari Senin dan Kamis, maka Allah akan mengampuni dosa setiap orang muslim atau setiap orang mukmin, kecuali dua orang yang bermusuhan.” Maka Allah pun berfirman ‘Tangguhkan keduanya’” (HR. Ahmad).
Keutamaan puasa Senin-Kamis dijelaskan dalam riwayat Tirmidzi, “Segala amal perbuatan manusia pada hari Senin dan Kamis akan diperiksa oleh malaikat, karena itu aku senang ketika amal perbuatanku diperiksa aku dalam kondisi berpuasa.” (HR. Tirmidzi).
7. Puasa Daud
Puasa daud adalah puasa sunah yang dilakukan secara selang-seling, yaitu sehari berpuasa dan sehari berbuka (tidak berpuasa). Dari Abdullah bin Amru radhialahu ‘anhu, Rasulullah Saw. bersabda,
“Maka berpuasalah engkau sehari dan berbuka sehari, inilah (yang dinamakan) puasa Daud ‘alaihissalam dan ini adalah puasa yang paling afdhal. Lalu aku berkata, sesungguhnya aku mampu untuk puasa lebih dari itu, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Tidak ada puasa yang lebih afdhal dari itu” (HR. Bukhari).
Puasa Daud memiliki berbagai keutamaan. Puasa Daud memelihara umat muslim dari perbuatan maksiat, menumbuhkan akhlak yang luhur, dikaruniai pemikiran yang positif, serta istiqomah dalam kebaikan.
8. Puasa Syaban
Dari Usamah bin Zaid ra, dia berkata, “Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam suatu bulan dari bulan-bulan yang ada seperti puasamu di bulan Sya’ban.” Maka beliau bersabda: “Itulah bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadhan. Dan merupakan bulan yang di dalamnya diangkat amalan-amalan kepada rabbul ‘alamin. Dan saya menyukai amal saya diangkat, sedangkan saya dalam keadaan berpuasa.” (HR. Nasa’i)
Keutamaan puasa di bulan Syaban tidak bisa dilepaskan dari keutamaan bulan Syaban itu sendiri. Beberapa amalan yang bisa dilakukan di bulan syaban adalah sebagai berikut.
Berpuasa satu hari di bulan Syaban akan membawa keuntungan seperti Allah mengharamkan tubuhnya dari api neraka, kelak akan menjadi penghuni suurga, dan menjadi teman bagi nabi Yusuf As.
Berpuasa tiga hari di permulaan, pertengahan, dan akhir bulan Syaban akan membawa keuntungan mendapatkan pahala 70 nabi dan layaknya beribadah 70 tahun, jika ia meninggal di tahun tersebut, maka ia akan dimasukkan dalam golongan orang-orang yang mati syahid.
Apabila berpuasa satu bulan penuh di bulan Syaban diberikan kemudahan saat ia mati seperti terlepas dari kegelapan alam kubur, terbebas dari huru hara malaikan munkar dan nakir, Allah akan menutup aibnya di hari kiamat, serta ia akan dijadikan penghuni surga.
Puasa Ayyamul Bidh dilaksanakan pada tiga hari di pertengahan bulan yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15. Keutamaan puasa Ayyamul Bidh dijelaskan dalam HR. Bukhari, “Kekasihku yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati yaitu berpuasa tiga hari setiap bulannya, mengerjakan shalat Dhuha, dan mengerjakan shalat witir sebelum tidur” (HR. Bukhari).
10. Puasa di Bulan-Bulan Haram (Asyhurul Hurum)
Puasa ini dilakukan di bulan-bulan haram, yaitu bulan Dzulqadah, Dzulhijah, Muharam, dan Rajab. Puasa bertujuan untuk melepas sesuatu yang haram (meninggalkan sesuatu perbuatan yang haram) dan mengamalkan kebaikan dalam bentuk puasa dan ibadah-ibadah lain pada bulan-bulan tersebut. Rasulullah Saw. bersabda, “Setahun ada dua belas bulan, empat darinya adalah bulan suci. Tiga darinya berturut-turut: Dzulqadah, Dzulhijah, Muharam, dan Rajab” (HR. Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad).
11. Puasa Bagi Pemuda yang Belum Menikah
Puasa ini merupakan puasa yang dianjurkan bagi pemuda yang belum menikah sebagai pengingat diri, terutama bagi pemuda yang memiliki syahwat tinggi. Puasa ini bisa dilakukan kapan saja kecuali pada hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa.
Adapun keutamaan yang bisa didapatkan dengan menjalankan puasa ini adalah dapat menjadi perisai bagi mereka yang belum menikah dari godaan syahwat yang sangat kuat. Rasulullah Saw. bersabda,“Wahai sekalian pemuda, barangsiapa diantara kalian yang telah memiliki kemampuan untuk menikah, maka hendaklah segera menikah, karena menikah akan lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu maka hendaklah shaum karena shaum akan menjadi perisai baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni