Suara.com - Seorang cendekiawan Tunisia mendapat banjir kecaman setelah menyebutkan jika membangun masjid hanya membuang-buang uang negara.
Menyadur Albawaba, Sabtu (29/5/2021) Profesor Amin Mahfoudh menulis sebuah postingan yang mendapat banyak perhatian dan kritik di saat yang bersamaan.
Profesor yang bekerja di Fakultas Hukum dan Ilmu Politik di Universitas Sousse di Tunisia itu memulainya dengan pertanyaan "Di mana kita dalam hal pekerjaan yang masuk akal?".
Profesor kemudian menyebutkan tiga poin utama yang menggambarkan hukum Tunisia tentang masjid secara umum serta alokasi negara di sektor tersebut.
Baca Juga: Tersentuh Kekompakan Umat Islam, 3 Pemuda Pekanbaru Jadi Mualaf
"Biaya masjid yang berkaitan dengan air, listrik, perabotan, dan pemeliharaan dibayar melalui anggaran negara." tulis Prof Amin.
Prof Amin kemudian menunjukkan jumlah air terbuang yang digunakan orang-orang saat berada di masjid, sementara itu negaranya mengalami kekurangan air.
Ia juga mengungkapkan, alangkah lebih baiknya jika pemerintah menggunakan air itu untuk menyiram pohon atau lahan pertanian.
Salah satu guru besar hukum tata negara Tunisia tersebut juga mengkritik penggunaan listrik di masjid yang dianggap berlebihan.
Prof Amin mengakhiri postingannya dengan menulis bahwa membangun masjid baru adalah serangan terang-terangan terhadap semua prinsip konstitusional dan "membuang-buang uang publik;"
Baca Juga: Pedangdut Nabilla Gomes Resmi Menikah
Postingan Prof Amin tersebut langsung menuai kecaman dari warganet yang membacanya. Salah satunya mengkritik gaji pelayan agama yang terlalu besar.
"Kita juga harus bertanya pada diri sendiri apakah benar-benar perlu memiliki pelayanan agama dengan anggaran yang besar!!! Amin Mahfoudh: Membangun masjid membuang-buang dana publik." tulis seorang warganet.
Munji Marzouq, mantan menteri energi Tunisia, mengecam posting negatif Mahfoudh sebagai "absurditas intelektual yang sakit,"
"Apa tujuan mulia manusia, jika bukan kehidupan yang lebih baik, di mana seseorang menemukan kebahagiaan, ketenangan dan keseimbangannya?" tulisnya.
Namun, tidak semua komentar di postingan Facebook profesor Tunisia itu negatif, beberapa menambahkan bahwa alih-alih membangun masjid, pemerintah dapat membuka jalan bagi investasi untuk menurunkan tingkat pengangguran di negara tersebut.
Sementara warganet lain menuliskan pendapar bahwa dengan mengurangi jumlah masjid akan menurunkan tingkat kebisingan dari pengeras suara.
Menurut data Kementerian Agama pada Desember 2015, terdapat 5.470 masjid di Tunisia. Masjid Agung Kairouan yang masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO adalah salah satu masjid terbesar di Afrika Utara, dan terletak di Kairouan, Tunisia.