Ray Rangkuti: TWK Pegawai KPK Memecah Belah, Bukan Buat Mencintai Bangsa!

Sabtu, 29 Mei 2021 | 11:30 WIB
Ray Rangkuti: TWK Pegawai KPK Memecah Belah, Bukan Buat Mencintai Bangsa!
Novel Baswedan bersama sejumlah pegawai yang tidak lolos tes wawasan kebangsaan melaporkan pimpinan KPK ke Komnas HAM. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti, mengatakan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang dilakukan oleh KPK hingga berujung 51 pegawai dinyatakan dipecat justru memecah belah bangsa. Menurutnya, TWK tak buat masyarakat cinta terhadap bangsanya.

"Menurut saya tes wawasan kebangsaan (TWK) dengan model seperti sekarang bukan dalam rangka membuat orang lebih mencintai bangsa, yang ada memecah belah kita," kata Ray dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (29/5/2021).

Ray mengatakan, dengan adanya sejumlah pertanyaan kontroversial di dalam TWK terhadap pegawai KPK malah mengkotak-kotakan agama tertentu.

"Ini tujuannya apa dengan tes wawasan kebangsaan?. Kalau saya qunut kalo saya nggak qunut apa akan lebih mencintai negara?. Jadi bukan hanya akan membuat agama tertentu bahkan aliran agama tertentu seolah olah dibedakan," tuturnya.

Baca Juga: Penyidik KPK Tak Lolos TWK Bongkar Posisi Harun Masiku: Ada di Indonesia

Menurut Ray jika ingin mengetahui seseorang pancasilais atau tidak, seharusnya dilihat dari tindakannya bukan kepada cara pandangnya. Ia menilai hal itu harus dibenahi.

"Pikiran orang bisa bermacam-macam terhadap pancasila tetapi mereka adalah pancasilais karena yang diukur bukan soal sebagaimana mereka memahami pancasila yang diukur itu adalah tindakan mereka apakah tindakan mereka betul-betul mencerminkan pemahaman yang kita anut pancasila atau tidak. Ini yang harusnya dilihat," tandasnya.

51 Pegawai KPK Dipecat

Sebelumnya Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengumumkan 24 pegawai KPK yang tidak lolos TWK masih bisa masuk bagian KPK dengan menjalani pembinaan bela neara dan wawasan kebangsaan. Sedangkan 51 pegawai lainnya sudah tamat kesempatan untuk mengabdi di KPK.

Dalih Alexander, pimpinan KPK paham pegawai KPK itu wajib yang berkualitas. Makanya KPK berusaha membangun SDM yang variabelnya bukan cuma kemampuan per individu tapi juga variabel pegawai KPK mesti cinta pada NKRI, Pancasila, UU dan pemerintahan yang sah, serta terbebas dari paparan radikalisme dan organisasi terlarang.

Baca Juga: Gelar Ruwatan di Gedung KPK, Belasan Orang Tabur Sesajen Kembang 7 Rupa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI