Suara.com - Partai Gerindra membuka peluang bekerja sama dengan PDIP untuk mencalonkan Prabowo Subianto dan Puan Maharani pada Pilpres 2024. Terkait hal itu Nasdem enggan ikut-ikutan, mereka memilih menunggu konvensi capres yang baru akan terlaksana 2022.
Ketua DPP Nasdem Willy Aditya mengatakan, Nasdem lebih memilih keikutsertaan publik dalam proses pencalonan presiden, salah satunya ialah melalui konvensi capres. Kendati begitu Nasdem tidak mempermasalahkan jika partai lain ternyata sudah memulai koalisi 2024 sedini mungkin.
"Nasdem mencoba menjadi partai yang membuka diri untuk publik, mengedepankan putra putri terbaik, artinya Nasdem menyiapkan diri sebagai satu instrumen publik," kata Willy kepada wartawan, Jumat (28/5/2021).
Dalam perjalanannya menuju konvensi tahun depan, diakui Willy hal itu tentunya membutuhkan waktu dan kawan koalisi. Nasdem menyadari bahwa tanpa koalisi, tidak cukup bagi partai tersebut mengajukan capres hasil konvensi.
Baca Juga: Geber! Relawan Anies Baswedan Segera Deklarasi di 17 Provinsi
"Tentu kami harus bekerja bersamaan sekaligus, melakukan rekrutmen secara terbuka yang selama ini metodenya konvensi dan membangun koalisi ini harus memenuhi syarat mengajukan capres cawapres," kata Willy.
Adapun konvensi itu diselenggarakan untuk memberikan kesempatan terbuka bagi siapapun yang ingin menjadi kandidat calon presiden. Pasalnya sejauh ini dikatakan Willy ketersediaan panggung bagi para kandidat sangat terbatas, yakni hanya kalangan kepala daerah dan ketua umum partai politik.
Sementara kalangan lain, semisal kelompok akademisi, seniman, profesional, aktivis tidak memiliki panggung sama sekali. Willy berujar dengan konvensi maka sekat-sekat tersebut bisa diterabas untuk kemudian lahir panggung yang lebih terbuka.
Dengan begitu konvensi bisa menseleksi tiga ranah sekaligus, yakni elektabilias, kapabilias dan integritas,"
"Karena syarat menjadi presiden bukan hanya modal elektabilitas dan partai saja semata-mata. Tapi mereka juga punya kapabilitas dan integritas. Nah konvensi bisa menghadirkan itu dalam ruang dan waktu bersamaan," kata Willy.
Baca Juga: Andai Anies Baswedan Diusung PDIP, Ganjar Pranowo ke PKS, Pengamat: Anda Pilih Siapa?
"Itulah kemudian konsep dari enforcement public. Jangan kemudian publik hanya dipaksa ide yang disuguhkan oleh partai, jadi dari awal publik sudah terlibat dalam proses seleksi itu sendiri," tandasnya.
Gerindra buka Peluang Prabowo-Puan
Wacana pemasangan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani untuk pasangan pada Pilpres 2024 kian menguat. Terkait hal tersebut, Partai Gerindra tidak menutup kemungkinan jika wacana itu bakal terwujud.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani memandang wacana Prabowo berpasangan dengan Puan pada 2024 menjadi sebuah kemungkinan. Hal itu bisa saja terjadi mengingat hubungan antara PDIP dan Partai Gerindra yang membaik.
Namun Muzani menegaskan bahwa sejauh ini belum ada pembicaraan ihwal Prabowo-Puan.
"Itu menjadi sebuah kemungkinan adanya peluang untuk dimungkinkannya Pak Prabowo maju bersama PDIP. Tapi sekali lagi pembicaraan tentang hal itu belum sampai pada hal detail," kata Muzani di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (27/5/2021).
Sementara itu terkait kondisi hubungan antara PDIP dan Gerindra, diakui Muzani memang membaik. Terlebih setelah Gerindra masuk koalisi pada periode kedua Presiden Joko Widodo, di mana Prabowo menjadi Menteri Pertahanan.
"Hubungan kita yang baik dengan PDIP, hubungan Pak Prabowo yang baik dengan Ibu Mega, saya kira saudara-saudara semua sudah tahu. Sejak beliau belum ditetapkan sebagai menteri pertahanan dan sampai sekarang hubungan itu baik tidak ada masalah," tutur Muzani.