Bocah Maroko Rela Berenang ke Spanyol: Saya Lebih Baik Mati daripada Pulang

Kamis, 27 Mei 2021 | 07:49 WIB
Bocah Maroko Rela Berenang ke Spanyol: Saya Lebih Baik Mati daripada Pulang
Seorang bocah Maroko yang nekad nyeberang menggunakan botol.[twitter]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Foto seorang bocah laki-laki dari Maroko yang berenang sembari memegang botol untuk pelampung menuju perbatasan Spanyol untuk memasuki Eropa viral di media sosial Twitter.

Bocah tersebut, saat sampai di perbatasan Spanyol, tampak mengenakan kaos berwarna gelap dan ada begitu banyak botol di badannya.

Bocah tersebut juga tampak menangis sesampainya ia memasuki perbatasan Ceuta, yang merupakan konklaf Afrika Utara di Spanyol.

Ketika dia mencapai pantai, menyadur Times Now News, Kamis (26/5/2021) dia langsung ditahan oleh tentara dan memohon agar dia tidak dipulangkan.

Baca Juga: Tetiba Diajak Main Judi Online, Balasan Orang Ini Bikin Auto Kapok

"Dia tidak ingin kembali, dia tidak punya keluarga di Maroko, dia tidak peduli jika dia meninggal karena kedinginan di laut; Dia lebih baik meninggal daripada kembali ke Maroko," ucapnya saat menerjemahkan bahasa bocah tersebut seperti dikutip dari Reuters." ujar salah satu tentara bernama Rachid Mohamed al Messaoui, yang menolong bocah tersebut, kepada Reuters.

Bocah tersebut mengatakan permohonan tersebut menggunakan Darija, bahasa Arab sehari-hari yang digunakan di negara Afrika Utara tersebut.

"Saya tidak pernah mendengar itu dari seseorang yang begitu muda," sambung Rachid.

Bocah tersebut sekarang ditempatkan di zona keamanan di antara kedua negara. Bersamanya, ada 8000 lebih migran yang menunggu keputusan diizinkan masuk ke Eropa.

Semuanya berenang menuju Spanyol dari Maroko dan ditangkap oleh tentara. Spanyol menyebut ini sebagai 'krisis' bagi Eropa karena mereka telah mengerahkan tentaranya di Ceuta untuk mengawasi situasi tersebut.

Baca Juga: Barcelona Hadapi Real Madrid di Piala Super Spanyol Musim Depan

Karena Spanyol memiliki kebijakan tidak mendeportasi anak di bawah umur, mereka ditempatkan di pusat pengungsi bersama para migran lainnya.

Menteri Pertahanan Spanyol Margarita Robles mengatakan tindakan Maroko adalah agresi perbatasan Spanyol dan perbatasan Uni Eropa.

"Kami tidak berbicara tentang pemuda berusia 16, 17 tahun, anak-anak berusia tujuh atau delapan tahun diizinkan masuk menurut LSM ... mengabaikan hukum internasional," katanya dalam wawancara dengan radio publik Spanyol, dikutip dari Daily Mail.

"Sebut saja apa yang Anda inginkan tapi saya menyebutnya pemerasan," katanya. Ia menambahkan bahwa tidak dapat diterima untuk mempertaruhkan nyawa anak di bawah umur atau warga negaranya sendiri.

Pemerintah Spanyol mengatakan bahwa sekitar 5.600 dari 8.000 migran telah dipulangkan ke Maroko, dan tidak ada entri baru karena siapa pun yang mencapai pantai Ceuta segera dipulangkan.

Beberapa migran yang kembali mengatakan mereka berharap untuk mencoba menyeberang ke Ceuta lagi jika kontrol perbatasan dilonggarkan sekali lagi.

"Saya tidak punya masa depan di sini, saya ingin bekerja untuk membantu keluarga saya," kata Mohamed yang berusia 17 tahun kepada AFP di Fnideq setelah kembali dari Ceuta.

Dia meninggalkan studinya dan keluarganya di Maroko untuk mencoba memasuki Spanyol untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI