Suara.com - Politikus Partai Gelora Fahri Hamzah menyebut pemberantasan korupsi itu mudah. Hal ini diungkapkan saat menjawab pertanyaan seputar revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Melalui akun Twitternya, Fahri Hamzah menjawab pandangannya saat ditanya tingkat kepuasan terhadap UU KPK baru. Pertanyaan itu diajukan oleh Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu.
"Pak @Fahrihamzah yang terhomat, apakah sudah seperti ini harapan Bapak terhadap pelaksanaan revisi UU @KPK_RI?," tanya Said Didu di Twitter seperti dikutip oleh Suara.com, Rabu (26/5/2021).
Fahri Hamzah pun menjawab jika sudah sepatutnya generasi tua yang bertugas memberantas korupsi di KPK diganti generasi baru. Menurutnya, generasi baru KPK sudah ada banyak dan memahami cara kerja pemberantasan korupsi.
Baca Juga: Istana soal Polemik TWK KPK: Jangan Digoreng Kanan-Kiri Keluar Subtansi
"Bang, kasih kepercayaan ke generasi baru @KPK_RI, mereka ada ribuan, lebih paham cara kerja. Generasi tua yang serem-serem cukuplah," jawab Fahri.
Pernyataan Fahri itu seolah mengomentari pemecatan 51 pegawai KPK yang tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK). Pemecatan itu memang menuai pro dan kontra hingga saat ini.
Lebih lanjut Mantan Wakil Ketua DPR itu menyebut memberantas korupsi bukan hal yang sulit. Bahkan, ia menggambarkan tangan kiri saja cukup untuk memberantas korupsi.
"Lagian #BerantasKorupsi mudah kok jangan dibuat serem-serem. Kalau aku #BerantasKorupsi pakai tangan kiri aja. Tangan kanan untuk #BubarkanIsrael," tambah Fahri.
Tak sampai disitu, Fahri dalam cuitannya yang lain juga mengaku siap memberantas korupsi seorang diri.
Baca Juga: Telak! Eks Penasihat KPK Sindir Penyusun TWK: Saat Kuliah Tak Lulus Pancasila!
"Berantas korupsi gampang kok, nanti kalau kalian dah gak sanggup aku kerjakan sendiri," ujar Fahri.
Sontak, pernyataan Fahri Hamzah ini langsung banjir komentar dari warganet. Banyak dari mereka yang menilai banyaknya pegawai KPK yang tidak lolos TWK dan diberhentikan sangat tidak adil.
"Kita lihat generasi baru menurut anda. Bisa menuntaskan bansos nggak. Kalau mandeg berarti sukses," sindir warganet.
"Gak di mana-mana yang jujur di singkirkan," sahut warganet.
"Apa elok cara cara menyingkirkan seseorang melalui test yang gak masuk akal?," tanya yang lain.
"Harusnya anda fair. Adil menyoroti metode seleksinya, tentang pertanyaan-pertanyaan yang kontroversial itu. Bahkan Jokowi pun tak sependapat dengan hal itu," kritik warganet.
"Kalau menurut hemat saya, seorang pegawai KPK adalah arsip hidup di instansi tersebut, bisa dilakukan penyegaran dengan merekrut yang lebih muda tapi jangan serta merta membuang yang sudah dianggap tua sebab berkaitan dengan pengembangan mata rantai suatu kasus korupsi," saran warganet.
"Jawabannya keren, tapi kenyataan cara kerjanya tak sekeren jawaban anda om. Buktinya dari TWK dan proses pemberhentian 57 karyawan itu menunjukan faham kerja generasi ini tidak layak dikasih kesempatan," tambah yang lain.