Polisi yang Sempat Selamatkan Bayi dari Teroris Ini, Akhirnya Bertemu setelah 17 Tahun

Rabu, 26 Mei 2021 | 10:47 WIB
Polisi yang  Sempat Selamatkan Bayi dari Teroris Ini, Akhirnya Bertemu setelah 17 Tahun
Ilustrasi wisuda. (Pixabay/vloveland)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang polisi di Rusia yang menyelamatkan bayi saat terjadi serangan teroris, kembali bertemu setelah 17 tahun berpisah.

Menyadur Daily Mirror, Rabu (26/5/2021) Elbrus Gogichaev akhirnya bertemu dengan bayi yang dulu dia selamatkan bernama Alyona Tskaeva. Elbrus bertemu Alyona di upacara kelulusan wanita tersebut.

Alyona berhasil dibawa ke tempat aman dari serangan terkenal di sekolah Beslan nomor satu oleh seorang polisi bernama Elbrus Gogichaev.

Sebanyak 334 orang terbunuh, termasuk 186 anak-anak, ketika teroris Islam Chechnya mengambil alih sekolah pada tahun 2004 dan menyandera semua orang.

Baca Juga: Warga Papua: Penangkapan Aktivis Tak Selesaikan Masalah, Ini Pembungkaman!

Ibu Alyona, Fatima, ikut disekap di dalam sekolah bersama ketiga anaknya selama tiga hari. Di hari kedua, para teroris mengizinkan bayi-bayi dibebaskan.

Fatima kemudian menyerahkan Alyona kepada Gogichaev, yang saat itu menjadi pasukan khusus, ke tempat yang aman. Fatima kemudian berlari kembali ke dalam untuk merawat dua anaknya yang lain, Makharbek (3) dan Kristina (6).

Hebatnya Fatima berhasil melempar Makharbek keluar melalui sebuah jendela yang pecah, bersama dengan anak-anak lainnya.

Tapi dia dan anak ketiganya Kristina tewas dalam ledakan dan tembakan pada hari ketiga dan terakhir pengepungan.

Alyona dan Makharbek dibesarkan oleh ayah mereka, Ruslan Tskaev.

Baca Juga: Oknum Anggota Polri Pangkat Aiptu Jadi Pengedar Narkoba

17 tahun kemudian, Alyona bisa bertemu kembali dengan pensiunan polisi itu, yang dia sebut Paman Elbrus, di acara sekolah dalam keadaan bahagia.

"Semuanya akan baik-baik saja denganmu, Alyonka (Alyona)." ujar Elbrus sembari berpelukan di luar sekolah tersebut.

Keduanya terlihat saling bertegur sapa dan berfoto, tetapi mantan perwira yang pemalu itu menolak untuk berbicara dengan wartawan.

Petugas polisi setempat merasa bersalah atas kegagalan mereka menyelamatkan begitu banyak wanita dan anak-anak dalam pengepungan tersebut.

Beberapa orang di Rusia percaya tindakan polisi berkontribusi pada tingginya jumlah korban sipil.

Menjelang kelulusannya, Gogichaev memberi tahu teman-temannya jika ia benar-benar ingin bertemu dengan gadis itu.

32 teroris tewas dalam pengepungan, sementara 700 orang luka-luka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI