Suara.com - Menteri Sosial (Mensos),Tri Rismaharini mengecek sejumlah titik kerusakan sarana dan prasarana akibat banjir dalam kunjungnnya ke Timor Tengah Utara (TTU). Ada empat titik yang dikunjungi Risma yakni, tiga titik di Desa Wini, Kecamatan Insana Utara, dan satu titik lagi di Kecamatan Benpasih.
Risma begitu detail saat melakukan kunjungan di sana, mobil yang ditumpanginya kerap berhenti, saat dua pasang matanya melihat ada sarana dan prasarana umum yang perlu diperbaiki atau kurang layak digunakan.Salah satunya adalah di dekat Pos Lintas Batas Negara Wini,yang menjadi lokasi bekas banjir.
Mantan Wali Kota SUrabaya itu tampak berdiskusi dengan Bupati TTU, Juandi David dan membicarakan permasalahn yang terjadi. Risma kemudian bergerak menuju Benpasih, lokasi bekas banjir di belakang Kantor Bupati. Di tempat tersebut, banjir terjadi selain karena volume air yang tinggi juga karena sungai yang dangkal.
"Sungai ini perlu dikeruk ya. Karena terlalu dangkal. Nanti airnya bisa ditampung untuk dimanfaatkan untuk keperluan lain," kata Risma di Benpasih.
Baca Juga: Mensos Serahkan Bantuan kepada 2 Ahli Waris Korban Bencana di NTT
Risma juga mengajukan bantuan berupa alat keruk. Risma menyampaikan, kedatangannya untuk mengetahui secara persis dan lengkap apa yang menjadi masalah urgen bagi masyarakat setempat.
"Kami memastikan akan memberikan bantuan. Tidak hanya membantu sebatas dampak bencana, tapi juga bagaimana membangkitkan perekonomian. Kami mendengar sebagaimana disampaikan bapak bupati, salah satu kebutuhan mendesak adalah ketersediaan air bersih," kata Risma.
Bupati TTU sangat apresiasi atas hadirnya Risma. Kata Bupati,kehadiran Risma bersama di Kabupaten TTU, merupakan suatu bentuk perhatian Pemerintah Pusat terhadap masyarakat Timor Tengah Utara, yang pada beberapa waktu lalu dilanda Badai Siklon Tropis Seroja.
"Suatu kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri bagi kami mendapat kesempatan kunjungan dan bertatap muka langsung dengan Ibu," kata Juandi.
Badai Siklon Tropis Seroja mengakibatkan meluapnya air kali atau sungai di beberapa lokasi yang tersebar pada 24 Kecamatan dalam Wilayah Kabupaten TTU, sehingga menyebabkan terjadinya bencana angin, banjir, tanah longsor, gelombang pasang dan abrasi.
Baca Juga: Hari Ini, Mensos ke NTT untuk Salurkan Bantuan dari Para Donatur
Pada 4 April, bencana banjir yang melanda dan menggenangi pemukiman penduduk, seperti sekolah, tempat ibadah, sarana kesehatan dan lahan pertanian masyarakat, akibat dari tingginya intensitas curah hujan dengan ketinggian air kurang lebih 100 cm dan berlangsung lama di seluruh wilayah Kabupaten TTU.
"Sesuai data yang ada, telah terjadi kerusakan pada 96 desa/kelurahan yang tersebar di 24 kecamatan," katanya.