Suara.com - Pilot Israel melakukan penyerangan ke permukiman Palestina di Jalur Gaza, sebagai bentuk pelampiasan rasa frustasi mereka dalam peperangan dengan milisi Hamas atau Jihad Islam selama 11 hari.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa secara total, serangan udara Israel menewaskan 248 warga Palestina di Gaza, diantaranya termasuk 66 anak-anak, antara 10 dan 21 Mei, dan melukai 1.948 lainnya.
Sebagaimana melansir laman Middle East Eye, Rabu (26/5/2021), sembilan gedung bertingkat tinggi diratakan ke tanah oleh serangan udara Israel.
Termasuk menara al-Jalaa, yang menjadi kantor berbagai perusahaan produksi media dan kantor berita, termasuk Associated Press, Al-Jazeera dan Middle East Eye, yang mengundang kecaman dari media dan organisasi hak asasi manusia.
Baca Juga: Israel Buka Suara tentang Kecanggihan Roket Hamas: Sidik Jari Iran di Mana-mana
"Saya menjalankan misi untuk melakukan serangan udara dengan perasaan bahwa menghancurkan menara adalah cara untuk melampiaskan rasa frustrasi atas apa yang terjadi pada kami dan atas keberhasilan kelompok di Gaza," kata seorang pilot Israel kepada Channel 12.
Pilot, yang diidentifikasi sebagai Mayor D dalam laporan itu, menambahkan bahwa pihaknya merasa gagal menghentikan tembakan roket dan membahayakan kepemimpinan kelompok-kelompok ini, dan akhirnya memutuskan menghancurkan menaranya.
Israel mengatakan bahwa faksi bersenjata Palestina di Jalur Gaza telah meluncurkan hampir 4.000 roket, yang menewaskan 12 orang dan melukai ratusan lainnya di Israel, sebelum gencatan senjata dicapai pada pukul 2 pagi waktu setempat pada hari Jumat.
Gencatan senjata yang ditengahi Mesir dideklarasikan antara Israel dan faksi Palestina di Jalur Gaza, termasuk Hamas dan Jihad Islam.
Baca Juga: Israel-Gaza: Israel Dapat Dana Setidaknya Rp55 Triliun Per Tahun dari AS