Suara.com - Kawasan RT 03, RW.03, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur menerapkan lockdown untuk sementara waktu pasca ditemukan 104 warga terpapar Covid-19. Kekinian warga yang tinggal di sekitar kawasan tersebut dilakukan tracing dengan tes swab antigen.
Berdasarkan pantauan Suara.com di lokasi sejak pukul 09.30 WIB warga yang berdomisili dekat dengan lingkungan RT.03 berdatangan untuk mengikuti tes covid swab antigen gratis yang Polres Jakarta Timur dan Polsek Cipayung.
Terlihat hingga pukul 10.00 WIB puluhan warga antusias mengikuti tes swab antigen tersebut. Untuk hasil sementara, dari warga yang sudah dites swab antigen ditemukan 2 orang yang dinyatakan reaktif covid.
"Ya sampai pukul 10.00 WIB ini ada sekitar 2 orang dinyatakan reaktif covid," kata Kapolres Jakarta Timur, Kombes Erwin Kurniawan ditemui saat memantau langsung di lokasi, Selasa (25/5/2021).
Baca Juga: RT 03 Cipayung Terapkan Lockdown Mini, Ojol Dilarang Masuk Lingkungan
Kombes Erwin mengatakan, pihaknya langsung berkoordinasi atas penemuan 2 warga yang dinyatakan reaktif tersebut untuk ditindaklanjuti dengan tes swab secara PCR.
"Karena memang (yang reaktif) berdasarkan tracing kita, keluarganya pernah kontak erat dengan yang sudah dibawa ke Wisma Atlet," ungkapnya.
Sementara itu, Erwin mengatakan untuk hari ini pihaknya menyiapkan 200 alat tes swab antigen gratis untuk warga yang tinggal di sekitar lingkungan RT.03 tersebut. Pihaknya juga menyiapkan 100 alat tes swab antigen di Polsek Cipayung.
Satu RT Kena Covid
Camat Cipayung Fajar Eko Satrio mengatakan, ada penambahan sebanyak 23 pasien dari sebelumnya pasien yang terdata adalah 81 orang.
Baca Juga: Soal Ratusan Warganya Terpapar Covid-19, Ini Penjelasan Ketua RW 03
Fajar mengatakan pihaknya mendapatkan jumlah pasien positif ini setelah melakukan swab test kepada 691 warga yang tinggal di wilayah yang sama.
"Per hari ini total yang positif Covid-19 di RT 3 RW 3 ada 104 pasien dari 691 warga. Dari sekitar 200-an KK (kepala keluarga)," ujar Fajar, Minggu (23/5/2021).
Setelah membludaknya kasus corona pada 18 Mei lalu, pihaknya bersama aparat setempat sudah melakukan mikro lockdown. Pergerakan masyarakat dibatasi dan pintu keluar-masuk warga ditutup.
"Lockdown 14 hari dari tanggal 18 Mei. Jadi sampai 2 Juni," tuturnya.
Menurutnya penyebab awal penularan Covid-19 terjadi karena interaksi saat lebaran. Salah satu keluarga berinteraksi dengan warga sekitar padahal salah seorang di antaranya tidak diketahui sedang terjangkit Covid-19.