Dulu Dihormati Kaum Bangsawan, Warga Jerman Masih Mengenang Raden Saleh

Selasa, 25 Mei 2021 | 10:36 WIB
Dulu Dihormati Kaum Bangsawan, Warga Jerman Masih Mengenang Raden Saleh
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Di bagian atas pintu paviliun Rumah Biru terukir dua inskripsi aksara Jawa dan Jerman yang artinya "Muliakan Tuhan dan Cintailah Manusia", dibuat oleh Raden Saleh. Pemilik dan pengelola Rumah Biru, Marid Helbig mengapresiasi kerja sama dan dukungan Pemerintah Indonesia melalui KBRI Berlin atas keberadaan Rumah Biru Raden Saleh di Maxen yang berstatus cagar budaya dan dilindungi Pemerintah Jerman.

Pengaruh kehidupan Eropa bagi "Pangeran dari Jawa" Beranjak dewasa, Raden Saleh mendapatkan beasiswa dari pemerintah Hindia Belanda untuk mengasah bakat seni lukisnya di Belanda pada tahun 1829. Pelukis ternama Eropa seperti Cornelis Kruseman dan Andries Schelfhout adalah gurunya.

Namun, perlakuan masyarakat Belanda yang memandang Raden Saleh sebagai warga kelas dua, mendorongnya untuk hijrah ke Jerman pada 1839. Dari Den Haag, pria peranakan Arab Jawa itu berkelana dan mengunjungi sejumlah kota di Jerman, seperti Düsseldorf, Frankfurt, Berlin, hingga akhirnya tiba di Dresden dan Maxen.

Di Maxen, Raden Saleh menetap selama 10 tahun karena merasa diterima oleh penduduk setempat yang menghormatinya sebagai manusia dan menghargai karya lukisnya. Orang-orang Jerman memberinya julukan "Pangeran dari Jawa".

Pengalaman belajar serta hidup di Eropa sangat mempengaruhi gaya melukis dan pemikiran Raden Saleh.

Kembalinya ke Indonesia, Raden Saleh masih menerima perlakuan diskriminasi, sehingga mendorongnya menciptakan karya lukis yang mengekspresikan kritik atas kolonialisme Belanda.

Kritik tersebut tertuang dalam lukisan penangkapan Diponegoro, Sebuah Banjir di Jawa, dan Pertarungan antara Banteng dan Singa. Salah satu karya Raden Saleh terjual dengan harga mencapai hampir $ 10 juta (Rp 143,5 miliar).

Lukisan-lukisan lainnya kini bisa dilihat di 43 museum di seluruh dunia, jumlah itu tidak termasuk karya yang telah dibeli oleh kolektor. ha/hp (berbagai sumber)

Baca Juga: Sedulur Sikep Dukung Usulan Samin Surosentiko Jadi Pahlawan Nasional

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI