Suara.com - Sebanyak 104 warga RT 03, RW 03, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur terkonfirmasi terpapar Covid-19 pasca hari raya Idulfitri 1442 Hijriah.
Ketua RW setempat mengaku bingung, lantaran tak ada warganya yang melakukan mudik.
"Ya awal mulanya kita nggak nyangka. Karena memang warga saya nggak banyak pada mudik nggak banyak pada jalan-jalan," kata Ketua RW.03 Rosadi ditemui di lokasi, Senin (24/5/2021).
Rosadi menduga munculnya kluster covid di wilayah disebabkan oleh warga yang melakukan tradisi halal bi halal pada saat momen lebaran. Warga diduga melakukan makan bersama.
Baca Juga: Mudik Lebaran Tak Lapor, Pasutri Positif Covid-19 Sepulang ke Jakarta
"Saya duga kluster keluarga ya karena saya selidiki ternyata warga ini setelah lebaran ini mengadakan pertemuan makan ketupat bersama memang itu namanya ponakan namanya kakak adik menantu seperti itu," tuturnya.
Kemudian ada salah satu warga yang mengeluh sakit sesak nafas awalnya. Akhirnya warga tersebut melapor ke Rosadi kemudian di tes ternyata terkonfirmasi positif Covid-19.
"Kita cek ternyata dia positif. Lalu kita kembangkan semua ya itu banyak positif," tuturnya.
Lebih lanjut, total ada 104 warga hingga kekinian tercatat terpapar Covid-19. Wilayah RT.03, RW.03 tersebut kemudian diterapkan lockdown mini untuk sementara waktu.
"Kita awasi semua supaya tidak ada lagi penyebaran kembali," tandasnya.
Baca Juga: Balik ke Rumah Majikan di Jakarta usai Mudik Lebaran, 3 ART Positif Corona
Satu RT Kena Covid
Camat Cipayung Fajar Eko Satrio mengatakan, ada penambahan sebanyak 23 pasien dari sebelumnya pasien yang terdata adalah 81 orang.
Fajar mengatakan pihaknya mendapatkan jumlah pasien positif ini setelah melakukan swab test kepada 691 warga yang tinggal di wilayah yang sama.
"Per hari ini total yang positif Covid-19 di RT 3 RW 3 ada 104 pasien dari 691 warga. Dari sekitar 200-an KK (kepala keluarga)," ujar Fajar, Minggu (23/5/2021).
Setelah membludaknya kasus corona pada 18 Mei lalu, pihaknya bersama aparat setempat sudah melakukan mikro lockdown. Pergerakan masyarakat dibatasi dan pintu keluar-masuk warga ditutup.
"Lockdown 14 hari dari tanggal 18 Mei. Jadi sampai 2 Juni," tuturnya.
Menurutnya penyebab awal penularan Covid-19 terjadi karena interaksi saat lebaran. Salah satu keluarga berinteraksi dengan warga sekitar padahal salah seorang di antaranya tidak diketahui sedang terjangkit Covid-19.