Tak Diundang Pembekalan Kader PDIP, Karier Politik Ganjar Selesai 2022 ?

Chandra Iswinarno Suara.Com
Minggu, 23 Mei 2021 | 16:31 WIB
Tak Diundang Pembekalan Kader PDIP, Karier Politik Ganjar Selesai 2022 ?
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat menggelar halalbihalal virtual. [Dok Pemprov Jateng]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tidak diundangnya Gubernur Jawa Tengah yang juga Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo dalam acara pengarahan kader untuk penguatan solidaritas partai menuju Pemilu 2024 di Kota Semarang memunculkan beragam spekulasi. Bahkan, ada pengamat yang menyebut jika karier politik Ganjar Pranowo akan selesai pada tahun 2022.

Pakar Hukum Tata Negara Universitas Sebelas Maret (UNS) Agus Riewanto mengemukakan, elektabilitas Ganjar Pranowo sebagai capres memang tinggi, namun kemungkinan PDIP tidak akan memilihnya. Menurutnya, partai yang dibesut Megawati Soekarnoputri ini sudah punya calon pilihannya untuk Pilpres 2024, yang potensial itu Puan Maharani.

"Besar kemungkinan karier politik Ganjar Pranowo secara nasional berakhir, hanya sampai 2022 saja. Apalagi Ganjar sudah tidak bisa maju lagi sebagai gubernur, jadi ini yang terakhir," katanya saat dihubungi Suarajawatengah.id pada Minggu (23/5/2021).

Menurutnya, ada beberapa pertimbangan kenapa Puan Maharani bisa diajukan sebagai capres untuk 2024 nanti dan bahkan sudah digadang-gadang sebagai presiden setelah Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Teratas Survei Pilpres 2024, Posisi Prabowo Ditempel Ketat Anies dan Ganjar

Faktor tersebut antara lain, Puan yang merupakan putri Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri. Belum lagi, posisinya saat ini sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sejauh ini kegiatan-kegiatan beliau seperti sosial cukup tinggi.

"Kader PDI Perjuangan yang potensial ya Mbk Puan itu sendiri. Cukup kuat juga untuk maju di pilpres nanti," ungkap dia.

Meski demikian, terkait tidak diundangnya Ganjar Pranowo dalam pembekalan kader di Panti Marhen Kota Semarang pada Sabtu (22/5/2021), menurut Agus tidak etis. Lantaran, acara pengarahannya berlangsung di Kota Semarang yang notabene Ganjar Pranowo merupakan Gubernur Jawa Tengah dari PDI Perjuangan.

"Saya rasa itu tidak etis. Acaranya kan di Semarang harusnya diundang, apalagi Ganjar Pranowo adalah kader PDI Perjuangan," ujarnya.

Sebelumnya, ketidakhadiran Ganjar dalam Agenda yang dihadiri langsung Ketua DPP PDIP Puan Maharani tersebut dibenarkan Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto.

Baca Juga: Ganjar Tak Diundang Pengarahan Puan, Pengamat: Karir Politiknya Berakhir

"Tidak diundang! (Ganjar Pranowo) wis kemajon, yen kowe pinter, ojo keminter (sudah keterlaluan, bila kamu pintar, jangan sok pintar)," katanya yang juga Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu itu seperti dilansir Antara di Semarang, Minggu (23/5/2021).

Dalam rilis tersebut DPD PDIP Jateng terang-terangan menyebut Ganjar Pranowo sangat berambisi maju pada Pilpres 2024 hingga meninggalkan norma kepartaian. Masih menurut Bambang, pihaknya sudah memberikan sinyal kepada Ganjar soal sikapnya yang terlalu ambisi dengan jabatan presiden tersebut tidak baik.

"Hal ini ditengarai dengan tingginya intensitas Ganjar di media sosial dan media massa, bahkan Ganjar sampai rela menjadi host di Youtube-nya, padahal hal serupa tak dilakukan oleh kader PDIP lain yang juga berpotensi untuk nyapres."

Menurutnya, kader PDIP lain itu bukannya tak bisa melakukan hal yang sama, namun tak berani karena belum mendapatkan perintah ketua umum.

"Wis tak kode sik. Kok soyo mblandang, ya tak rodo atos. Saya di-bully di medsos, ya bully saja, saya tidak perlu jaga image saya,'' katanya.

Dia juga menyatakan, elektabilitas saat ini belum bisa dijadikan patokan dalam pertempuran pilpres yang sesungguhnya. Elektabilitas yang ada saat ini hanya terdongkrak dari pemberitaan dan medsos sehingga sangat mudah dikalahkan dalam pertarungan secara riil.

"Hal ini disampaikan bukan sebagai teguran bagi Ganjar yang juga kader PDIP. Ini bukan teguran, karena ia merasa lebih tinggi dari kita (DPD PDIP Jateng). Ia merasa yang bisa menegur hanya Ibu (Ketua Umum Megawati Soekarnoputri)," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI