Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan perkembangan terkait dampak gempa bumi magnitudo 5,9 di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Jumat (21/5/2021) pukul 19.09 WIB.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati menyampaikan, berdasarkan data hingga Sabtu (22/5/2021) pukul 00.30 WIB, BNPB mencatat rumah rusak berat satu unit dan 28 unit rumah rusak ringan di Blitar.
"Sedangkan kerusakan pada bangunan umum di Kabupaten Blitar, BPBD mencatat fasilitas pendidikan 2 unit, kesehatan 1, tempat ibadah 1 dan fasilitas umum lain 3," kata Raditya dalam keterangannya, Sabtu (22/5/2021).
Sementara, kata Raditya, BPBD Kabupaten Lumajang mengidentifikasi sebanyak 15 unit rumah rusak sedang (RS), sedangkan di Kota Malang sebanyak satu unit.
Baca Juga: Warga Jatim Korban Gempa Magnitudo 5,9 Dapat Bantuan Logistik
"Di samping itu, BPBD Kota Malang mengidentifikasi rumah terdampak 32 unit dan fasilitas umum 15 unit. BPBD setempat masih menganalisis tingkat rumah terdampak," ujar Raditya.
Selanjutnya, kata Raditya, untuk kerusakan di Kabupaten Pasuruan rumah rusak sedang empat unit dan tempat ibadah satu unit.
Di Kota Pasuruan, kerusakan dampak gempa Blitar mencakup 4 unit rumah rusak sedang, 1 rumah rusak ringan dan tempat ibadah satu unit. Sedangkan di Kabupaten Pasuruan rumah rusak sedang satu unit dan satu tempat ibadah.
"Di wilayah Kabupaten Jember balai desa mengalami rusak sedang satu unit dan di Kota Blitar rumah rumah sedang 3 unit," ucapnya.
Selain kerusakan, Raditya mendapatkan data bahwa gempa Blitar mengakibatkan satu warga luka berat dan satu lainnya luka ringan.
Baca Juga: Aula Kantor Desa Sarimulyo Jember Jebol Diguncang Gempa Blitar
"Hingga saat ini, BNPB terus melakukan koordinasi dan memonitor penanganan pascagempa di wilayah Jawa Timur," kata Raditya.
Menurut Raditya, pihaknya masih memantau dan menggali informasi terkait perkembangan dampak gempa Blitar.
"BNPB memantau terjadinya gempa susulan hingga malam tadi sebanyak 4 kali. Gempa susulan tercatat dengan magnitudo (M) 2,7, M2,9, M3,1, dan M2,8. Pusat gempa susulan terjadi dengan kedalaman yang berbeda," tutup Raditya.