Burung yang Terbang di Dunia Sekitar 50 Miliar Ekor, Bagaimana Hitungnya?

Siswanto Suara.Com
Sabtu, 22 Mei 2021 | 12:38 WIB
Burung yang Terbang di Dunia Sekitar 50 Miliar Ekor, Bagaimana Hitungnya?
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sedikitnya terdapat 50 miliar ekor burung di seluruh dunia, demikian menurut perhitungan terkini.

Dari total itu, burung gereja (house sparrows) berjumlah sekitar 1,6 miliar ekor.

Sedangkan tiga spesies, yaitu jalak eropa (european starling), layang-layang asia (barn swallow) dan camar paruh cincin (ring-billed gull) - juga masing-masing berjumlah lebih dari semiliar ekor.

Namun, sebagian besar spesies burung yang masih hidup kini sudah tergolong langka, satu per sepuluh spesies burung kini jumlahnya tinggal kurang dari 5.000 ekor.

Baca Juga: Video Klip Terbaru Agnez Mo Tampilkan Lambang Garuda Indonesia

Maka, mengetahui jumlah populasi burung di seluruh dunia ini akan membantu upaya pelestarian mahluk bersayap itu dari kepunahan, demikian tim peneliti dari Universitas New South Wales di Sydney, Australia.

"Kami habiskan banyak waktu dan dana selama menghitung jumlah spesies burung selama ini, namun kita perlu betul-betul berpikir bagaimana memperhatikan keanekaragaman biota di planet yang kita sama-sama huni," kata peneliti Dr Corey Callaghan kepada BBC News.

Menghitung jumlah burung di dunia merupakan tugas yang rumit, tanpa ada jawaban yang pasti.

Perkiraan di masa lalu terdapat 200 hingga 400 miliar burung dari antara 10.000 hingga 13.000 spesies.

Tim peneliti di Australia itu menganalisis 9.700 spesies burung yang masih hidup (termasuk semua burung peliharaan) dengan menggunakan data yang direkam oleh para pemerhati burung di basis data online, ebird, selama sepuluh tahun terakhir.

Baca Juga: Kenapa Burung Beo Pandai Bicara? Ternyata Ini Alasannya

Mereka menyempurnakan data dengan menggunakan permodelan dan informasi dari para ahli di lapangan untuk menghasilkan perkiraan yang lebih akurat.

Studi tim tersebut, yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, menunjukkan bahwa sebagian besar burung ditemukan di belahan dunia utara, yaitu Eropa, Asia Utara, Afrika Utara, sebagian kawasan Semenanjung Arab, dan Amerika Utara.

Sebaliknya, jarang sekali ditemukan burung di Madagaskar dan Antartika.

"Data sains warga akan memainkan peran yang mendasar di masa depan dalam memantau keanekaragaman biota," kata Dr Callaghan.

Ikuti Helen di Twitter.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI