BMKG Paparkan Fakta Gempa Jawa Timur: Jenis Intraslab, Radiasikan Guncangan

Sabtu, 22 Mei 2021 | 10:27 WIB
BMKG Paparkan Fakta Gempa Jawa Timur: Jenis Intraslab, Radiasikan Guncangan
Personel TNI dan Polri mengecek kondisi rumah warga yang rusak pascagempa di Desa Ploso Kecamatan Selopuro, Blitar, Jawa Timur, Jumat (21/5/2021). [ANTARA FOTO/Irfan Anshori]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menjelaskan sejumlah fakta terjadinya gempa Jawa Timur pada Jumat (21/5/2021) kemarin, pukul 19.00 WIB, berkekuatan magnitudo 5,9.

Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan episenter gempa terletak di laut pada jarak 57 km arah tenggara Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada kedalaman hiposenter 110 km.

"Gempa ini merupakan jenis gempa menengah akibat adanya deformasi atau patahan batuan di Zona Benioff, yaitu bagian slab lempeng samudera (Indo-Australia) yang sudah tersubduksi dan menukik di bawah lepas pantai selatan Jawa Timur," ucap Daryono dalam keterangannya, Sabtu (22/5/2021).

Menurutnya, gempa ini bukan gempa megathrust karena pusatnya berada di kedalaman menengah di bawah, cukup jauh bidang kontak kuncian antarlempeng.

Baca Juga: Best 5 Oto: Parade Mobil Britania Raya di Film Cruella, Isolasi Pakai RV

Warga Blitar berhamburan selamatkan diri usai gempa berkekuatan 6.2 mengguncang wilayah tersebut. [Tangkapan layar video]
Warga Blitar berhamburan selamatkan diri usai gempa berkekuatan 6.2 mengguncang wilayah tersebut. [Tangkapan layar video]

"Gempa ini memiliki mekanisme sumber yang merupakan kombinasi antara sesar geser dan sesar naik yang dominan atau disebut oblique thrust fault," kata Daryono.

Selanjutnya, karena hiposenter berada di kedalaman menengah maka gempa ini memiliki spektrum guncangan dalam wilayah yang luas hingga Lombok di timur dan Cilacap di barat. Dan dirasakan di sebagian besar wilayah Jawa Timur dalam skala intensitas IV-V MMI.

"Gempa ini bersifat merusak," lanjutnya.

Daryono menyebut dari gempa yang terjadi, data sementara yang dimiliki BMKG mencatat kerusakan ringan terjadi pada banyak bangunan rumah warga dan fasilitas umum.

"Di berbagai daerah di Jawa Timur seperti Kabupaten Malang, Kabupaten Blitar, Kabupaten Lumajang, Kota Malang, Kabupaten Pasuruan, serta wilayah lain yang belum terlaporkan," ucap Daryono.

Baca Juga: Bikin Warga Berhamburan, Ini Penyebab Gempa Blitar Magnitudo 5,9

Ia juga menegaskan bahwa gempa yang terjadi sama sekali tidak berpotensi Tsunami. Ini berdasarkan hasil pemodelan BMKG, hiposenternya cukup dalam dengan magnitudo relatif kecil untuk dapat mengganggu kolom air laut.

"Gempa ini memiliki produktivitas gempa susulan yang lambat karena hingga malam ini pukul 23.00 WIB baru terjadi aktivitas gempa susulan (aftershock) sebanyak empat kali dengan magnitudo berkisar 2,7 dan 3,1," ungkap Daryono.

Menurutnya, gempa ini adalah gempa urutan yang ke-12 dari rentetan gempa merusak di selatan Malang sejak 15 Agustus 1896. Ditambah situasi sebagai gempa baru, bukan gempa susulan dari gempa 6,1 yang terjadi pada 10 April 2021, meskipun kedua gempa ini sama jenisnya yaitu gempa intraslab.

"Gempa ini merupakan jenis gempa intraslab yang mampu meradiasikan ground motion atau guncangan yang lebih besar dari gempa lain dengan magnitudo sekelasnya," ungkap Daryono.

Daryono menambahkan dari segi lokasi episenter, dengan gempa 6,1 pada 10 April 2021 jaraknya terpisah sekitar 27 km, sedangkan kedalaman hiposenternya terpaut 29 km, mekanisme sumber kedua gempa juga berbeda.

"Dari segi magnitudonya, gempa 5,9 ini terlalu besar untuk dikatakan sebagai gempa susulan dari gempa 6,1 pada 10 April 2021," ungkapnya.

Maka, berdasarkan data ini dapat disimpulkan bahwa gempa bukanlah susulan dari yang terjadi sebelumnya.

"Meskipun memungkinkan bahwa gempa ini terjadi akibat terpicu oleh gempa 6,1 pada 10 April 2021 lalu," tutup Daryono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI