Covid-19 dan Krisis Lingkungan Bikin Milenial Jepang Ramai Belajar Marxisme

Jum'at, 21 Mei 2021 | 16:48 WIB
Covid-19 dan Krisis Lingkungan Bikin Milenial Jepang Ramai Belajar Marxisme
[The Guardian]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Berkat karyanya tersebut, Kohei sampai diundang lembaga penyiaran publik Jepang NHK untuk menyajikan dan memamparkan pemikirannya pada bulan Januari 2021.

Buku Profesor Universitas Osaka, Kohei Saito, yang beraliran Marxis. [Kyodo News]
Buku Profesor Universitas Osaka, Kohei Saito, yang beraliran Marxis. [Kyodo News]

Pada program acara NHK bernama A Masterpiece in 100 Minutes, Saito secara rutin selama sebulan, menjelaskan isi bukunya tersebut. Program itu terbagi dalam empat segmen yang masing-masing berdurasi 25 menit.

"Banyak orang yang menyadari kontradiksi dalam kapitalisme, saat mereka melihat hanya orang-orang yang rentan secara sosial yang berjuang selama pandemi virus corona," kata Kohei kepada Kyodo News.

Kaum muda, yang tidak memiliki ingatan tentang perang dingin atau protes mahasiswa tahun 1960-an, menunjukkan minat yang kuat pada ide-ide yang dibahas Saito dalam buku tersebut.

Surat-surat dari kaum muda berusia 20-an hingga 30-an tahun mengalir ke penerbit NHK Publishing Inc. Penerbit itu, pada tahun 2017, juga menerbitkan buku Kohei yang membahas ekologi memakai pendekatan teori Marx dalam Das Kapital. Buku itu berjudul Karl Marx’s Ecosocialism: Capital, Nature, and the Unfinished Critique of Political Economy.

Dalam keseluruhan bukunya, Kohei mempromosikan teori "degrowth communism" yang diilhami Karl Marx.

Singkatnya, Kohei mengajukan proyek pemikiran bahwa masyarakat dapat menghentikan siklus produksi massal hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar khas industri kapitalis, bukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Selanjutnya, Kohei dalam bukunya berpendapat, sudah saatnya masyarakat menempuh jalur yang humanistik dalam perekonomian, dan juga lebih melestarikan alam, serta memprioritaskan kesejahteraan sosial.

"Mungkin banyak anak muda mendapatkan bukunya karena pengaruh Greta Thunberg, yang menuduh negara dan perusahaan terlibat dalam perusakan lingkungan," kata editor buku itu.

Baca Juga: Jepang Pernah Putar Lagu Indonesia Raya Tiap Hari Jauh Sebelum Digagas DIY

Kohei berpendapat, Marx melihat krisis lingkungan yang melekat dalam kapitalisme tetapi membiarkan kritiknya terhadap ekonomi politik tidak selesai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI