Suara.com - Sebuah rudal Israel berhasil meringsek masuk ke dalam rumah warga di Gaza. Tak seperti biasanya, rudal tersebut ditemukan utuh, tak meledak sebelum kesepakatan gencatan senjata diumumkan.
Anadolu Agency mengunggah foto sebuah kamar yang berantakan karena diterobos misil namun tak meledak. Alat peledak itu mendarat di kasur yang dipenuhi puing-puing tembok dan debu.
Menyadur AA Jumat (21/05), rumah yang diserang rudal itu berada di Khan Yunis, Gaza pada 20 Mei. Sebuah alat berat lantas dikerahkan untuk mengangkat 'bangkai' rudal tersebut.
Unit Kementerian Dalam Negeri Palestina lantas menetralkan rudal yang diluncurkan oleh Israel.
Baca Juga: Dahsyat! Dukun se-Indonesia Kirim Rudal ke Israel, Bela Palestina: Gaib!
Rudal yang gagal meledak ini berhasil menerobos masuk pada jam-jam terakhir, sebelum ada kesepakatan gencatan senjata. Kala itu Israel sempat membombardir Gaza sebelum pukul 02.00 dini hari.
Israel dan Hamas hari pada Kamis (20/5) menyepakati gencatan senjata di seluruh perbatasan Jalur Gaza, mulai hari Jumat (21/5) jam 2 dini hari untuk mencegah potensi terjadinya pertempuran terbrutal dalam puluhan tahun terakhir.
Kabinet keamanan Israel mengatakan pihaknya secara bulat telah mendukung gencatan senjata di Jalur Gaza “secara timbal balik dan tanpa syarat” sebagaimana yang diusulkan mediator, Mesir.
Perkembangan terbaru ini terjadi setelah Presiden Amerika Joe Biden mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengupayakan deeskalasi, dan di tengah tawaran media oleh Mesir, Qatar dan PBB.
Seorang pejabat Hamas mengatakan gencatan senjata ini akan saling menguntungkan dan berlaku serentak.
Baca Juga: Ngakak! 30 Dukun Nusantara Kirim Santet Rudal Ghaib ke Israel, Emang Bisa?
Sejak pertempuran 10 Mei lalu, pejabat kesehatan di Gaza mengatakan 232 warga Palestina – termasuk 65 anak-anak dan 39 perempuan – tewas; sementara lebih dari 1.900 lainnya luka-luka akibat pemboman udara Israel.
Sementara Israel mengatakan telah menewaskan sedikitnya 160 kombatan di Gaza.
Perjanjian gencatan senjata ini akan mengakhiri pertempuran paling sengit antara kedua musuh sejak perang 50 hari tahun 2014, dan sekali lagi, tidak jelas siapa yang menang.