279 Juta Data Penduduk Diduga Bocor, PKS: Ini Kejadian Luar Biasa!

Jum'at, 21 Mei 2021 | 09:17 WIB
279 Juta Data Penduduk Diduga Bocor, PKS: Ini Kejadian Luar Biasa!
Anggota Komisi II DPR RI Mardani Ali Sera. (Dok : DPR)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Data milik 279 juta penduduk Indonesia dikabarkam bocor dan dijual. Menanggapi itu, anggota Komisi II DPR Fraksi PKS Mardani Ali Sera menyebut kebocoran data itu sebagai kejadian luar biasa.

Mardani meminta dugaan kebocoran itu ditelusuri lebih lanjut hingga mengetahui siapa pelakunya.

"Ini kejadian luar biasa. Mesti ditelusuri di mana letak kebocorannya. Pelakunya mesti dihukum," kata Mardani kepada wartawan, Jumat (21/5/2021).

Di sisi lain, Mardani berujar adanya kebocoraan data ratusan juta penduduk itu menggambarkan bahwa data base Indonesia rentan disusupi.

Baca Juga: 279 Juta Data Penduduk Indonesia Bocor, Kominfo: Belum Bisa Disimpulkan

"Tapi lebih penting lagi ini menunjukkan bahwa data base kita sangat rentan dan berbahaya. Keputusan sentralisasi data mesti diikuti dengan keamanan data yang super kuat,"

Mardani mengatakan nantinya Komisi II akan mendalami dugaan kebocoran data tersebut kepada Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri.

"Barusan kami konfirmasi, pihak Dirjen Dukcapil meyakini itu bukan struktur data dari Dukcapil. Tapi kami akan dalami," kata Mardani.

Sebelumnya, BPJS Kesehatan buka suara soal dugaan adanya kebocoran 279 juta data penduduk Indonesia yang disebar via Twitter. Saat ini, pihaknya sedang melakukan penelusuran untuk memastikan apakah kebocoran data memang berasal dari BPJS Kesehatan.

"Saat ini kami sedang melakukan penelusuran lebih lanjut untuk memastikan apakah data tersebut berasal dari BPJS Kesehatan atau bukan. Kami sudah mengerahkan tim khusus untuk sesegera mungkin melacak dan menemukan sumbernya," kata pihak BPJS ketika dikonfirmasi, Kamis (20/5/2021).

Baca Juga: Ditjen Dukcapil: Data Penduduk yang Bocor di Internet Bukan Dari Kami

Selain itu, pihak BPJS Kesehatan menegaskan bahwa mereka telah memastikan keamanan data peserta terlindung. Sebab lembaga tersebut memiliki sistem pengamanan data yang dinilai ketat dan berlapis.

"Dengan big data kompleks yang tersimpan di server kami, kami memiliki sistem pengamanan data yang ketat dan berlapis sebagai upaya menjamin kerahasiaan data tersebut, termasuk di dalamnya data peserta JKN-KIS," jelasnya.

Lebih lanjut, BPJS Kesehatan juga memastikan telah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memberikan perlindungan data yang lebih maksimal.

Sebagaimana diketahui, Media sosial Twitter dihebohkan dengan beredarnya kebocoran data penduduk Indonesia hingga 279 juta orang. Data ini diketahui dijual di forum online Raidforums.com pada 12 Mei 2021 lalu.

Data tersebut diunggah oleh sebuah akun bernama kotz. Dalam deskripsinya, data ini terdiri dari nama lengkap, KTP, nomor telepon, email, hingga alamat.

Akun tersebut juga memberikan 1 juta sampel untuk mengeceknya secara gratis dari total 279 juta data. Bahkan 20 juta data lainnya juga menampilkan foto pribadi.

Disebutkan bahwa data ini didapatkan dari BPJS Kesehatan. Akun tersebut mengatakan kumpulan data ini dijual seharga 0,15 Bitcoin atau sekitar Rp 87,6 juta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI