Suara.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan jika dia bertekad untuk melanjutkan operasi militer meskipun ada seruan dari Presiden AS untuk menurunkan tensi.
Menyadur Al Jazeera, Kamis (20/5/2021) Netanyahu "bertekad untuk melanjutkan operasi ini sampai tujuannya tercapai"ini sampai tujuannya tercapai".
Dalam sebuah pernyataan dari kantornya, Netanyahu mengatakan bahwa dia "sangat menghargai dukungan dari presiden Amerika", tetapi Israel akan terus maju "untuk mengembalikan ketenangan dan keamanan warga Israel".
Pada hari Rabu (19/5) jet tempur Israel terus menghantam Jalur Gaza, meratakan bangunan tempat tinggal dan meningkatkan korban tewas menjadi sedikitnya 227 orang.
Baca Juga: Konflik Israel-Palestina, Gus Sahal: Mendongkrak Pamor Netanyahu dan Hamas
Pada konflik hari ke-10, Joe Biden meminta Netanyahu, untuk melakukan "penurunan yang signifikan di jalan menuju gencatan senjata".
Sementara itu, upaya diplomatik untuk gencatan senjata antara Israel dan pemerintah Hamas Gaza telah gagal mencapai banyak kemajuan.
Amerika Serikat terus memblokir Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan pernyataan bersama yang mendesak diakhirinya permusuhan.
AS mengatakan kepada para diplomat di Dewan Keamanan bahwa pernyataan bersama tersebut tidak akan membantu menenangkan ketegangan di Gaza.
Prancis, bagaimanapun, mengatakan sedang bekerja dengan Mesir dan Yordania untuk mewujudkan resolusi gencatan senjata baru dan mendapat dukungan dari China.
Baca Juga: Jurnalis Ciamis Kecam Aksi Kekerasan terhadap Jurnalis di Palestina
Korban tewas dari serangan Israel di Gaza mencapai 227, termasuk 38 wanita dan 64 anak-anak, menurut kementerian kesehatan daerah kantong itu.
Pihak berwenang Palestina juga menungkapkan jika 1.620 mengalami luka-luka dan sedang dirawat, sementara itu 72.000 warga kehilangan tempat tinggal.
Sedangkan di sisi Israel, dilaporkan 12 warga tewas akibat serangan roket dari pejuang Palestina dan 796 warga terluka.