CEK FAKTA: Cristiano Ronaldo Sumbang Gaji Bantu Hamas Beli Roket?

Kamis, 20 Mei 2021 | 18:20 WIB
CEK FAKTA: Cristiano Ronaldo Sumbang Gaji Bantu Hamas Beli Roket?
Cek fakta Cristiano Ronaldo sumbang gajinya untuk bantu Hamas beli roket (turnbackhoax).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beredar di media sosial, sebuah video yang mengklaim pesepakbola dunia, Cristiano Ronaldo, menyumbangkan gajinya untuk membantu pasukan Hamas membeli roket.

Klaim tersebut muncul seiring memanasnya konflik antara Israel dan Palestina.

Video tersebut dibagikan oleh pengguna Facebook dengan nama Anak Bangsa ke dalam forum "INDONESIA FOR PALESTINE".

Dalam video tersebut pula ditampilkan beberapa potongan pesan dari Cristiano Ronaldo yang seolah menguatkan klaim tersebut.

Baca Juga: Viral Kamar Kos Ditinggal Mudik Pas Balik Bikin Jijik, Jadi Mengenaskan

Berikut narasinya:

"BERITA TERBARU - RONALDO SUMBANGKAN GAJINYA UNTUK BANTU HAMAS BELI ROKET".

Cek fakta Cristiano Ronaldo sumbang gajinya untuk bantu Hamas beli roket (turnbackhoax).
Cek fakta Cristiano Ronaldo sumbang gajinya untuk bantu Hamas beli roket (turnbackhoax).

Lantas benarkah klaim tersebut?

PENJELASAN

Berdasarkan penelusuran turnbackhoax.id -- Jaringan Suara.com, narasi dalam video bahwa Cristian Ronaldo menyumbangkan gajinya demi membantu Hamas membeli roket tidak didasari fakta-fakta pendukung yang kredibel.

Baca Juga: Konflik Israel-Palestina, Gus Sahal: Mendongkrak Pamor Netanyahu dan Hamas

Selain itu, pesan video dari Cristiano Ronaldo yang terdapat dalam video tersebut merupakan potongan dari pesan video yang diunggah Ronaldo pada Desember 2016 silam.

Adapun pesan tersebut diberikan oleh Cristiano Ronaldo untuk anak-anak Suriah.

Hal itu bisa disaksikan pada menit ke 1:23, Cristiano Ronaldo menyebut 'anak-anak Suriah' atau 'children of Syria'.

KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas, disimpulkan bahwa klaim Cristiano Ronaldo menyumbangkan gajinya untuk membantu pasukan Hamas membeli roket.

Adapun klaim tersebut masuk dalam kategori Konten yang menyesatkan atau misleading content.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI