Suara.com - Video detik-detik seorang wanita di Palestina ditembak mati viral. Ia diduga melepaskan tembakan ke arah warga dan militer yang ada di tempat kejadian.
Menyadur The Sun, Kamis (20/5/2021) sebuah video rekaman CCTV menunjukkan seorang wanita berkerudung berjalan menuju tentara di sebuah pos pemeriksaan di Tepi Barat.
Dalam lanjutan video tersebut, wanita tersebut terlihat membawa sebuah senapan laras panjang dan menembak. Dilaporkan bahwa wanita tersebut membawa sebuah M16.
Video kedua yang diambil tak lama setelah itu menunjukkan dia sudah dalam posisi tertelungkup di jalan, tempat dimana ia berdiri sebelumnya.
Baca Juga: Alasan Warga Indonesia Harus Dukung Palestina, MUI Sultra : Penjajahan
Pasukan Pertahanan Israel mengatakan tidak ada tentara yang terluka dalam insiden itu. Mereka juga mengklaim wanita tersebut juga maju ke arah warga sipil di halte bus.
Penembakan wanita yang terjadi pada hari Rabu tersebut adalah yang terbaru dari serangkaian pembunuhan selama konflik kedua negara.
Penembakan tersebut terjadi di persimpangan Elias dekat dengan Kiryat Arba, sebuah kotapraja Israel yang berjarak satu mil di luar pusat Hebron.
Ini adalah percobaan serangan kedua di dekat kota Hebron di Palestina dalam beberapa hari terakhir, di tengah memanasnya konflik Israel-Palestina.
Diperkirakan 215 orang, termasuk 61 anak-anak dilaporkan tewas di Gaza, dengan lebih dari 1.400 orang terluka akibat serangan dari Israel.
Baca Juga: Jurnalis Ciamis Kecam Aksi Kekerasan terhadap Jurnalis di Palestina
Otoritas Israel mengatakan 12 orang telah tewas di negaranya, termasuk dua anak, akibat serangan roket dari kelompok Hamas.
Hampir 450 bangunan di Jalur Gaza hancur dan rusak parah, termasuk enam rumah sakit dan sembilan pusat perawatan kesehatan primer, menurut badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Israel melancarkan serangan udara terhadap Palestina sebagai tanggapan terhadap militan Hamas yang menembakkan roket dari Jalur Gaza.
Pasukan Israel bersikeras akan terus menyerang Hamas di Palestina meskipun kerusakan dan korban tewas terus meningkat di Gaza.
Konflik yang terjadi saat ini adalah yang paling mematikan antara kelompok militan Hamas dan Israel sejak 2014.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia "tidak akan menyerah kepada Hamas tanpa kemenangan" dan akan terus melanjutkan serangan.