Sejarah Hamas yang Berkonflik dengan Israel

Kamis, 20 Mei 2021 | 12:58 WIB
Sejarah Hamas yang Berkonflik dengan Israel
Juru Bicara Brigade Al-Qassam sayap militer Hamas Abu Ubaidah [Foto: Hops.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Konflik Israel dan Hamas belakangan kembali memanas. Israel dikabarkan melancarkan serangan habis-habisan ke Gaza, Palestina, guna membalas serangan rudal yang diluncurkan Hamas ke Israel. Sebenarnya, bagaimana sejarah Hamas?

Sebagian besar warganet pasti bertanya-tanya, siapa sebenarnya kelompok Hamas? Oke mari simak penjelasannya berikut ini.

Sejarah Hamas

Hamas secara harfiah diartikan sebagai ‘Gerakan Pertahanan Islam’. Diketahui, mereka adalah organisasi Islam Palestina yang didirikan oleh Sheik Ahmed Yassin tahun 1987.

Baca Juga: Siswi SMA Hina Palestina Dikeluarkan dari Sekolah, KPAI Buka Suara

Tahun 1988, Piagam Hamas menegaskan bahwa Hamas berdiri untuk membebaskan negara Palestina dari pendudukan Israel. Selain itu, mereka juga ingin mendirikan negara Islam di wilayah Israel, Tepi Barat, serta Jalur Gaza.

Seorang perempuan Palestina berjalan di antara puing-puing bangunan di Rafah, Jalur Gaza pada 15 Mei 2021. Gaza telah dibom Israel selama beberapa hari terakhir. [AFP/Said Khatib]
Seorang perempuan Palestina berjalan di antara puing-puing bangunan di Rafah, Jalur Gaza pada 15 Mei 2021. Gaza telah dibom Israel selama beberapa hari terakhir. [AFP/Said Khatib]

Diketahui, Hamas memerintah kawasan Jalur Gaza dari tahun 2007, setelah memenangkan sebagian besar kursi parlemen di Palestina tahun 2006 dan berhasil menumbangkan organisasi politik Fatah dalam berbagai bentrokan.

Pada Juli 2009, Khaled Meshal selaku kepala biro politik Hamas, menyampaikan bahwa Hamas bersedia bekerja sama dengan ‘resolusi konflik Arab-Israel, termasuk negara Palestina sesuai perbatasan tahun 1967’.

Namun, dengan catatan pengungsi Palestina memiliki hak untuk kembali ke Israel serta Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara baru.

Tahun 2014, Mousa Abu Marzook Mohammed selaku wakil ketua biro politik Hamas menyampaikan bahwa ‘Hamas tidak akan mengakui Israel’, serta menambahkan ‘ini merupakan garis merah yang tak dapat dilewati’.

Baca Juga: Kitabisa.com Salurkan Donasi Rp4 Miliar untuk Bangun RS di Palestina

Para pejuang Ezzedine al-Qassam Brigades, sayap militer Hamas, berbaris di kota Khan Yunis, Gaza pada 15 September. [AFP/Said Khatib]
Para pejuang Ezzedine al-Qassam Brigades, sayap militer Hamas, berbaris di kota Khan Yunis, Gaza pada 15 September. [AFP/Said Khatib]

Melakukan Teror

Serangan maupun teror terhadap Israel, penduduk sipil serta target militer telah dilakukan Izzuddin al-Qassam selaku sayap militer yang berkerjasama dengan Hamas.

Teror terhadap penduduk sipil menyertakan serangan roket serta bom bunuh diri dari 1993 hingga 2006. Sedangkan serangan terhadap militer berupa tembakan senjata ringan, roket serta serangan mortir.

Pada Juni 2008, terjadi gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir. Pada masa gencatan senjata, Hamas menghentikan serangan ke Israel. Namun, gencatan senjata tersebut hanya bertahan empat bulan. Selepas itu, konflik kembali terjadi.

Penduduk Palestina Dijadikan Perisai

Israel menuduh Hamas menggunakan penduduk Palestina, khususnya anak-anak sebagai perisai manusia. IDF berpendapat militan menjadikan anak-anak sebagai tameng untuk melawan para penembak jitu Israel.

Pada November 2006, sebelum serangan diluncurkan oleh Angkatan Udara Israel, komandan Komite Perlawanan Rakyat yakni Muhammad Weil Baroud sudah diberi peringatan agar segera mengevakuasi rumahnya di kawasan blok kamp pengungsi apartemen Jabalya.

Warga Palestina membawa bendera Hamas saat pemakaman Rashid Abu Ara, remaja 16 tahun yang tewas dalam bentrokan dengan militer Israel di Aqaba, dekat Nablus, Tepi Barat, Rabu (12/5/2021). [AFP/Jaafar Ashtiyeh]
Warga Palestina membawa bendera Hamas saat pemakaman Rashid Abu Ara, remaja 16 tahun yang tewas dalam bentrokan dengan militer Israel di Aqaba, dekat Nablus, Tepi Barat, Rabu (12/5/2021). [AFP/Jaafar Ashtiyeh]

Baroud menanggapinya dengan meminta para sukarelawan melindungi kawasan rumahnya yang didominasi perempuan serta anak-anak Palestina sebagai perisai manusia. Israel pun kemudian tidak melanjutkan serangan.

Hamas pun menyampaikan bahwa kedepannya mereka akan membuat rantai manusia di area setiap rumah yang terancam diserang atau dibongkar.

Demikianlah informasi mengenai sejarah Hamas, organisasi islam Palestina yang mengklaim akan membebaskan Palestina dari pendudukan Israel.

Kontributor : Ulil Azmi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI