Suara.com - Eks pentolan FPI Habib Rizieq Shihab merasa dirinya selalu menjadi target operasi intelijen atau disebutnya sebagai operasi intelijen hitam.
Pernyataan itu disampaikan Rizieq saat membacakan nota pembelaan atau pleidoi atas tuntutannya atas kasus kerumunan Petamburan dan Megamendung di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis (20/5/2021).
Awalnya Rizieq dalam pledoinya menjelaskan kalau semua kasus yang menjerat kekinian bermula dari dirinya berserta umat menuntut Basuki Tjahja Purnama atau Ahok diadili karena dianggap menistakan agama.
Semenjak itu, kata Rizieq, eskalasi politik di tanah air memanas, sehingga dirinya berserta keluarga hijrah ke Arab Saudi untuk menghindari konflik horizontal. Selepas setahun, Rizieq berniat kembali pulang namun menurutnya justru yang terjadi para kawan-kawannya mendapat intimidasi dan teror.
Baca Juga: Rizieq Bongkar Sumber Dana Ahok di Pilgub DKI: Saya Target Kriminalisasi
Rizieq mengatakan, tak hanya itu saat dirinya di Arab Saudi ia menerima gangguan teror dan intimidasi dari adanya Operasi Intelijen Hitam.
"Saya pun di Kota Suci Mekkah mengalami berbagai teror dan intimidasi dari operasi intelijen hitam yang menyampaikan info fitnah tentang saya kepada Pemerintah Saudi, sehingga saya diinterogasi oleh Kantor Penyidik Intelijen Saudi Arabia. Bahkan ketika visa izin tinggal saya berakhir dan saya bersama keluarga sudah check in sekaligus memasukkan bagasi ke pesawat di Bandara Internasional Kota Jeddah untuk pulang ke Indonesia, ternyata saya dilarang terbang dengan alasan saya dicekal," kata Rizieq dalam sidang.
Rizieq kembali mengklaim, mendapat operasi Intelejen hitam lainnya yakni seperti adanya seseorang yang mengaku-ngaku sebagai petugas keamanan Arab hingga kediamannya di Arab ditempeli bendera lambang ISIS. Hal itu membuatnya sempat ditangkap hingga diborgol.
Lebih lanjut, Rizieq menyampaikan, adanya operasi intelejen hitam itu dirasakannya kembali ketika akan pulang ke Tanah Air pada 2020 lalu. Menurutnya, ia mendapat gangguan lantaran namanya dihilangkan dalam daftar manifest penerbangan.
"Penghilangan nama saya dan Keluarga secara sitematis dan rahasia dari Sistem komputer dan data base Penerbangan Saudia bukan kerjaan hacker biasa, apalagi sekelas BuzzeRp recehan, tapi itu semua merupakan operasi intelejen tingkat tinggi," tuturnya.
Baca Juga: Kembali Jalani Sidang, Habib Rizieq akan Bacakan Nota Pembelaan Hari Ini
Untuk diketahui, Rizieq kembali menjalani sidang lanjutan dengan agenda pembacaan nota pembelaannya terhadap tuntutan yang sudah dijatuhkan jaksa.
Dalam kasus kerumunan Megamendung dan Petamburan Rizieq telah dituntut masing-masing 10 bulan dan 2 tahun penjara. Serta tambahan pidana dilarang berkecimpung dalam keormasan selama 3 tahun.