Tokoh Perlawanan Palestina Ahed Tamimi Kritik Standar Ganda Barat soal HAM

Rabu, 19 Mei 2021 | 19:59 WIB
Tokoh Perlawanan Palestina Ahed Tamimi Kritik Standar Ganda Barat soal HAM
Ahed Tamimi [Middle East Monitor]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu tokoh perlawanan Palestina meminta para pembela hak asasi manusia untuk bersuara melawan agresi Israel terhadap wanita Palestina.

Menyadur Anadolu Agency, Rabu (19/5/2021) Ahed Tamimi mengungkapkan wanita-wanita di Palestina sangat menderita karena serangan Israel.

Nama Ahed Tamimi menjadi terkenal setelah videonya viral saat dia dengan berani menghadapi tentara Israel saat usianya masih remaja.

"Jika yang terjadi di sini terjadi di negara lain, mereka akan melihatnya secara berbeda. Di tempat lain, jika perempuan menjadi korban kekerasan, Anda bereaksi luar biasa," kata Tamimi.

Baca Juga: Siswi SMA Hina Palestina Dikeluarkan dari Sekolah, Ini Kata Kemendikbud

"Saya memberi tahu seluruh dunia. Kami adalah manusia, sama seperti orang lain. Itu hak kita untuk hidup normal. Kami juga punya hak untuk hidup tanpa kekerasan," tambahnya.

Suami Ahed Tamimi juga ikut terbunuh dalam sebuah serangan dan ia kini harus menjadi ibu sekaligus ayah bagi anak-anak mereka.

Ahed Tamimi lawan tentara Israel. (Youtube)
Ahed Tamimi lawan tentara Israel. (Youtube)

"Ada perempuan di Jalur Gaza yang juga dibombardir, yang jasadnya dikeluarkan dari bawah puing-puing. Di Palestina, kami selalu mengalami hal ini, kami selalu hidup dengan rasa sakit. Ketika seorang wanita dipukuli, saya langsung melihat ibu saya di dalam dirinya." ungkap Tamimi.

Ahed Tamimi menekankan bahwa mereka sangat membutuhkan dukungan dari seluruh komunitas internasional, termasuk para pembela hak-hak perempuan.

"Di penjara Israel, banyak wanita Palestina bahkan tidak mendapatkan perawatan medis dasar," katanya.

Baca Juga: Unggah Video Hina Palestina di TikTok, Pria Ini Terancam 6 Tahun Penjara

Ia mengungkapkan banyak narapidana yang terluka parah hanya diberi obat pereda rasa nyeri, dan tidak mendapatkan perawat lain.

Narapidana wanita, Tamimi melanjutkan, lebih banyak menghadapi masalah dibanding laki-laki, karena saat mereka haid, kebutuhan mereka tidak terpenuhi.

Setidaknya 212 orang, termasuk 61 anak-anak, 35 wanita, dan 16 orang lanjut usia, tewas dalam serangan Israel ke Jalur Gaza, kata Kementerian Kesehatan Palestina.

Kementerian Kesehatan Palestina juga mengungkapkan sekitar 1.400 orang juga dilaporkan mengalami luka-luka dalam serangan itu.

Sepuluh orang Israel juga tewas dalam tembakan roket Palestina dari Jalur Gaza ke Israel.

Ketegangan baru-baru ini dimulai di Yerusalem Timur saat bulan suci Ramadhan sebagai akibat dari serangan Israel terhadap jemaah di kompleks Masjid Al-Aqsa dan lingkungan Sheikh Jarrah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI