Yenny Wahid Kenang Wimar Witoelar: Dirikan Partai buat Protes Elite Politik

Rabu, 19 Mei 2021 | 12:16 WIB
Yenny Wahid Kenang Wimar Witoelar: Dirikan Partai buat Protes Elite Politik
Wimar Witoelar (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keluarga Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur turut berduka atas meninggalnya Juru Bicara Presiden Gus Dur, Wimar Witoelar di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan pada Rabu (19/5/2021).

Anak kedua Gus Dur, Yenny Wahid mengatakan Wimar Witoelar merupakan sosok yang idealis dan kritis namun tetap jenaka dalam menyampaikan gagasannya.

"Sebuah duka cita mendalam bagi kami atas berpulangnya sahabat kami pak Wimar. Beliau seorang yang idealis namun mampu menyampaikan ide-idenya dengan jenaka, selamat jalan WW, we'll miss you," kata Yenny Wahid kepada Suara.com, Rabu (19/5/2021).

Yenny mengenang sosok Wimar pernah mendirikan Partai Orang Biasa sebagai simbol protes terhadap sistem politik Indonesia yang hanya dikuasai orang elite.

Baca Juga: Jenazah Wimar Witoelar Tiba di Rumah Duka, Tangis Keluarga Pecah!

"Beliau mendirikan Partai Orang Biasa sebagai sebuah simbol protes terhadap sistem politik kita yang hanya dikuasai oleh elit partai saja. Konsistensi beliau dalam mengkritisi yang berkuasa untuk menyuarakan kepentingan rakyat, serta komitmen beliau untuk selalu berjuang bagi demokrasi adalah warisan nilai yang ditinggalkannya," ucapnya.

Semasa menjadi Jubir Gus Dur, Yenny menyebut Wimar kerap menjelaskan kebijakan Gus Dur pada dunia internasional karena artikulasi bahasa Wimar dinilai sangat baik.

Kesehariannya bersama Gus Dur dituangkan Wimar Witoelar dalam buku "No Regret" yang menjelaskan banyak hal tentang pengalaman beliau mendampingi Gus Dur.

"Wimar Witoelar dan Gus Dur punya kepolosan yang membuat orang jatuh hati pada mereka," sambungnya.

Sebelumnya, Wimar Witoelar dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan pada Rabu (19/5/2021) sekitar pukul 09.00 WIB.

Baca Juga: Berkaca dari Wimar Witoelar, Ini Sebab Sepsis Bisa Berujung Pada Kematian

Jenazah Wimar langsung dibawa ke Rumah Duka di di kawasan Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan.

Lalu, rencananya akan disemayamkan di TPU Tanah Kusir pada sore hari, proses pemakaman berlangsung terbatas mengingat kondisi masih pandemi Covid-19.

Dirut Biro Konsultan InterMatrix Communication (IMX) yang didirikan Wimar, Erna Indriana menyebut Wimar sempat dinyatakan kritis di RS Pondok Indah sejak Rabu (13/5/2021) kemarin karena mengalami sepsis atau komplikasi akibat infeksi yang dapat menimbulkan tekanan darah turun drastis serta kerusakan pada banyak organ.

Sepekan sebelum dirawat ke RS Pondok Indah, Erna menyebut Wimar sempat mengeluh rasa sakit di lambung dan sempat muntah darah.

Pria berusia 75 tahun itu juga tercatat memiliki penyakit penyerta seperti diabetes yang masih terkontrol aktif mengonsumsi obat.

Erna juga memastikan bahwa Wimar tidak terinfeksi virus Covid-19 setelah melakukan tes swab Polymerase Chain Reaction (PCR) dan sudah menjalani vaksinasi Covid-19.

"Bukan covid, karena sudah PCR dan boleh dikunjungi keluarga. Kalau efek vaksin, mungkin harus tanya dokter ya," kata Erna, Selasa (18/5/2021).

Selain sebagai Jubir Kepresidenan periode 2000-2001, Wimar juga dikenal sebagai presenter televisi program Perspektif dan Selayang Pandang pada era orde baru.

Wimar lahir di Padalarang, Jawa Barat, 14 Juli 1945 itu juga merupakan adik Rachmat Witoelar, Menteri Negara Lingkungan Hidup RI pada Kabinet Indonesia Bersatu dan kakak ipar Menteri Permukiman dan Pengembangan Wilayah RI pada Kabinet Persatuan Nasional.

Wimar juga dikenal sebagai kolumnis media massa lokal dan internasional (Today, Business Week, News week, Australian Financial Review), komentator TV (ABC, CNBC, CNN), serta kerap menjadi pembicara politik dan ekonomi dalam acara internasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI