Suara.com - Mantan tahanan politik (Tapol) Papua, Ambrosius Mulait menilai konflik bersenjata di Papua tidak akan pernah selesai jika pemerintah Indonesia dan Organisasi Papua Merdeka selalu mengedepankan pendekatan militer.
Ambrosius meminta Presiden Joko Widodo untuk menghentikan operasi militer dan mulai melakukan dialog dengan orang-orang yang menginginkan Papua Merdeka.
"Pertanyaan saya Presiden Jokowi mau dialog dengan korban dan orang Papua yang meminta merdeka atau tidak? Karena persolan Papua berhubungan dengan dekolonialisasi yang belum selesai maka terjadi pelanggaran HAM besar-besaran di Papua," kata Ambrosius kepada Suara.com, Rabu (19/5/2021).
Menurutnya, orang-orang Papua yang bergabung dengan OPM adalah mereka yang menjadi korban operasi militer Indonesia sejak 1961 hingga kini.
"Ada yang orang tuanya, omnya, kelurganya dibunuh depan mata oleh aparat, salah satu solusi mereka lakukan perlawan dengan bergabung diri di TPNPB," ucapnya.
Wakil Sekjen Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua se-Indonesia (AMPTPI) itu menyebut orang-orang yang menjadi korban ini tidak pernah diajak dialog untuk menyelesaikan masalah Papua.
Pemerintah dianggap sering mengundang orang-orang yang tidak mengerti akar permasalahan Papua tapi berbicara soal Papua.
"Dialoglah bisa menyatukan NKRI harga Mati dan Papua merdeka harga mati, kalo tidak ya konflik terus berlanjut, tanpa ada keseriusan oleh pemerintah, selain itu dialog tidak serta merta orang minta merdeka to?" jelasnya.
"Pemerintah Jokowi jangan alergi dengan aspirasi Papua merdeka, membuka kerrang demokrasi sebagai perdamaian untuk rakyat West Papua," pungkas Ambrosius.
Baca Juga: OPM Sebut Helikopter Aparat Bombardir Ilaga, Kapolda Papua: Tak Benar
Bombardir Rumah Warga Papua