Konflik Israel-Palestina: Deretan Senjata Hamas

Dany Garjito Suara.Com
Rabu, 19 Mei 2021 | 10:54 WIB
Konflik Israel-Palestina: Deretan Senjata Hamas
Roket-roket ditembakan dari Gaza oleh kelompok milisi Hamas dan dicegat oleh roket Iron Dome Israel pada 11 Mei 2021. [AFP/Mahmud Hams]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Konflik Palestina-Israel kian memanas setelah ribuan senjata Hamas menembak dari Jalur Gaza.  Perang senjata antara keduanya terjadi setelah pihak Israel melakukan pengusiran warga Palestina dari Sheikh Jarrah, lingkungan yang didominasi orang Palestina, di Yerusalem Timur. 

Bentrokan kemudian berlanjut ketika polisi Israel mengusir umat Palestina yang sedang ibadah di masjid Al-Aqsa. Konflik kian meningkat setelah 1.500 rudal senjata Hamas dan organisasi Jihadis menembakan ke Israel, pada Senin (10/5/2021) lalu.

Lantas apa saja senjata Hamas yang diluncurkan dari jalur Gaza untuk membombardir sistem militer Israel?

Ragam Senjata Hamas

Baca Juga: 52 Ribu Warga Palestina Mengungsi Akibat Serangan Israel

Dilansir dari berbagai sumber, senjata Hamas yang telah digunakan dalam penyerangan, antara lain roket, ATGM (anti-tank guided missile), drone kamikaze, sistem pertahanan udara Iron Dome hingga dan jet tempur siluman F-35.

Seorang perempuan Palestina berjalan di antara puing-puing bangunan di Rafah, Jalur Gaza pada 15 Mei 2021. Gaza telah dibom Israel selama beberapa hari terakhir. [AFP/Said Khatib]
Seorang perempuan Palestina berjalan di antara puing-puing bangunan di Rafah, Jalur Gaza pada 15 Mei 2021. Gaza telah dibom Israel selama beberapa hari terakhir. [AFP/Said Khatib]

Sebagian besar senjata-senjata Hamas diproduksi lokal di pusat manufaktur yang relatif canggih di Jalur Gaza. Selain itu, sistem pertahanan Palestina juga menyelundupkan beberapa senjata lewat terowongan, seperti rudal darat dari semenanjung Sinai di Mesir dan anti tank buatan Kornet, Rusia, Roket buatan Cina juga digunakan oleh militer Hamas. 

Melansir dari laman The Sun, senjata Hamas dapat menembus jangkauan mulai dari 12 km hingga 120 km. Hamas memiliki sejumlah rudal sistem jarak pendek seperti Qassam (daya jangkau 10 kilometer) dan Quds 101 (16 kilometer). 

Ada juga Grad dan Sejil, keduanya mampu melesat hingga 55 kilometer. Untuk serangan jarak lebih pendek, mereka menggunakan tembakan mortir. 

Selain itu, Hamas juga mengoperasikan berbagai sistem rudal jarak jauh seperti M-75 (hingga 75 kilometer), Subuh (100 kilometer), R-160 (120 kilometer), dan beberapa rudal M-302 (200 kilometer). Tak hanya itu, Hamas juga diketahui menggunakan Drone Kamikaze. 

Baca Juga: Curhat ke Abu Janda, Israel Sebut Hamas Sengaja Korbankan Rakyat Gaza

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah melaporkan penggunaan drone atau UAV Kamikaze oleh Hamas di Jalur Gaza. Drone Kamikaze adalah drone yang dirancang untuk serangan bunuh diri di area musuh.

Anti-Tank Guided Missiles (ATGM) pun juga tersedia untuk mengincar kendaraan sipil Israel.  Menurut informasi dari sumber independen, yang dikutip EurAsian Times, Hamas mengoperasikan berbagai ATGM buatan Rusia seperti Konkurs, Kornet, Malyutka (Sagger), Bulsae-2 Korea Utara dan MILAN Eropa. Lantas dari mana sumber pendanaan untuk memperoleh senjata Hamas dalam membalas serangan Israel?

Palestina diketahui mendapatkan banyak dukungan dari dunia untuk bisa merdeka. Tak ayal, banyak dana bantuan untuk membantu kemerdekaan Palestina. Melansir dari laman The Daily Telegraph, Hamas dan Iran sudah 5 tahun berkolaborasi dalam melawan Israel.

Iran memberikan dukungan pendanaan dan intelijen, serta senjata Hamas. Selain itu, Qatar dan Kuwait menjadi penyumbang dana bantuan utama sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata informal antara Hamas dan Israel. 

Begitu pun dengan negara Indonesia yang turut serta membantu Palestina melalui berbagai bantuan mulai dari sumbangan dana hingga upaya birokrasi.

Pasalnya, Indonesia turut mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan seluruh kekerasan dan melahirkan perlindungan bagi Palestina. 

Indonesia yang menjadi salah satu anggota biro sekaligus wakil ketua komite Committee on the Exercise of the Inalienable Rights of the Palestinian People (CEIRPP) turut mengusulkan agar Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Gerakan Non-Blok (GBN) segera melakukan pertemuan khusus terkait konflik Israel dan Palestina.

Kontributor : Lolita Valda Claudia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI