Suara.com - Israel mengklaim bahwa negaranya sudah mendapatkan lebih dari 3.000 serangan roket dari Palestina selama seminggu terakhir.
Menyadur BBC News, Selasa (18/5/2021) klaim tersebut muncul ketika negaranya diserang oleh militan di Palestina pada Senin (17/5).
Militer Israel mengatakan lebih dari 50 pesawat tempur melakukan serangan selama 20 menit di Jalur Gaza sesaat sebelum fajar pada hari Senin.
Mereka menyerang 35 "target teror" dan menghancurkan lebih dari 15 km (9,3 mil) jaringan terowongan bawah tanah milik Hamas, tambahnya.
Baca Juga: UAS Galang Dana, Dewi Tanjung: Jangan Jual Penderitaan Rakyat Palestina
Militer Israel juga mengatakan telah menyerang rumah sembilan komandan Hamas "berpangkat tinggi". Tentara Israel juga menembakkan artileri dari posisi dekat perbatasan Gaza.
Belum ada laporan tentang korban baik luka-luka maupun tewas setelah adanya klaim serangan tersebut.
Namun, warga di Jalur Gaza mengungkapkan rasa takut mereka saat terjadi serangan di wilayahnya.
"Saya bersiap-siap untuk mati. Saya harus berdamai dengannya," kata Najla Shawa, seorang pekerja kemanusiaan Palestina dan ibu dua anak kepada BBC.
Menjelaskan serangan udara sebelumnya selama akhir pekan, dia berkata: "Orang yang kami kenal [dibunuh], orang yang bekerja dengan kami ... orang biasa, orang profesional, tua dan muda."
Baca Juga: Cak Nun Serukan Umat Islam Jangan Benci Israel, Alasannya karena Sosok ini!
Pertempuran itu dimulai setelah meningkatnya ketegangan Israel-Palestina di Yerusalem Timur pasca penyerangan yang terjadi di Masjid Al Aqsa saat bulan Ramadhan.
Hamas mulai menembakkan roket setelah memperingatkan Israel untuk menarik diri dari situs tersebut, memicu serangan udara balasan.
Pada hari Senin, sirene peringatan roket berbunyi lagi, di beberapa daerah di sekitar Israel selatan. Satu roket menghantam sebuah gedung apartemen di kota Ashdod dan beberapa orang dilaporkan terluka.
Pejabat Palestina di Gaza, sementara itu, mengatakan serangan semalam telah menyebabkan pemadaman listrik yang meluas dan ratusan rumah dan bangunan lainnya rusak.
"Tidur selama 3 jam - kami secara fisik aman tetapi mengalami salah satu malam [yang paling] sulit," tulis seorang warga di Jalur Gaza di Twitter.
Korban tewas secara keseluruhan di wilayah itu sekarang mencapai 200, termasuk 59 anak-anak dan 35 wanita, 1.305 terluka, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Seruan internasional untuk gencatan senjata terus meningkat. Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi mengatakan bahwa negaranya "akan berusaha keras untuk mencapai gencatan senjata".
Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat pada hari Minggu.Sekretaris Jenderal António Guterres memperingatkan bahwa pertempuran itu "berpotensi menimbulkan krisis keamanan dan kemanusiaan yang tidak dapat dikendalikan".