Suara.com - Seorang guru TK asal Sukun, Kota Malang, Jawa Timur, terlilit utang di 24 perusahaan pinjaman online dengan nominal Rp40 juta. Dia mengatakan terpaksa meminjam uang untuk membiayai kuliah demi mengejar ijazah S1 yang dipersyaratkan tempat kerjanya sekarang.
“Saya itu kerja di lembaga (TK) itu sudah 12 tahun. Lah pada tahun kemarin itu dituntut guru harus S1 dan saya masih D2. Terus saya gajinya itu cuma Rp400 ribu nah biayanya per semester itu Rp2,5 juta. Saya mikir apa bisa? Akhirnya dikenalkan sama teman pinjaman online itu,” kata Mawar dalam laporan Beritajatim.com.
Dia tertarik dengan saran temannya karena persyaratan meminjam lewat pinjol karena syaratnya cuma KTP dan identitas pribadi. Waktu itu dia tidak terlalu memikirkan bunga pinjaman.
Dia pertamakali utang pada lima perusahaan pinjaman online. “Karena limitnya kan tidak banyak kalau awal jadi pinjam kelima (perusahaan) langsung. Jadi saya itu pinjam Rp600 ribu, tapi saya suruh bayar Rp1,2 juta. Ada 100 persen bunganya, tapi karena kepepet saya iya saja."
"Temponya, awalnya tujuh hari. Tapi tidak sampai tujuh hari, lima hari saja sudah langsung ditagih saya diteror (debt collector).”
Setelah muncul debt collector, hidupnya menjadi tidak tenang. Dia ditagih siang dan malam, kemudian hand phone-nya juga berdering terus.
Sehabis itu, dia dibuatkan grup Facebook Open Donasi untuk Pengutang yang berisi anggota keluarga.
Ancaman yang dia terima beragam, mulai pembunuhan, digorok, hingga disuruh untuk menjual diri agar bisa membayar utang pinjol.
“Saya pun berpikir sampai ingin bunuh diri. Tapi kasihan anak saya masih umur lima tahun. Saya juga dibilang suruh jual diri,” kata dia.
Baca Juga: Viral Fotokopi e-KTP Warga Bandung Malah Jadi Bungkus Gorengan
“Tapi saya bagaimana lagi belum ada uang. Hingga saya pinjam sampai 24 (perusahaan) pinjaman online dan utangnya sampai Rp40 juta lebih. Jadi saya bayar utang dengan utang sampai tergulung utang sendiri.”