Gaza Dihancurkan Israel, Pemimpin Hamas Ada di Qatar, Kok Bisa?

Senin, 17 Mei 2021 | 16:07 WIB
Gaza Dihancurkan Israel, Pemimpin Hamas Ada di Qatar, Kok Bisa?
Ismail Haniyeh. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh tetap berada di luar Jalur Gaza meskipun kini wilayahnya sedang terlibat konflik dengan Israel. Ia diprediksi berada di Qatar hingga 6 bulan.

Menyadur JPost Senin (17/5/2021), pejabat Hamas mengatakan pada surat kabar Saudi yang berbasis di London, Asharq al-Awsat bahwa Haniyeh meninggalkan Jalur Gaza pada Desember 2019.

"Keputusan itu terkait dengan pengaturan internal di Hamas dan komplikasi terkait perjalanan ke dan dari Jalur Gaza," katanya. Mereka membantah Mesir telah melarang Haniyeh kembali ke Jalur Gaza.

Pejabat Hamas awalnya mengonfirmasi bahwa Mesir kesal dengan Haniyeh karena mengunjungi Iran saat menghadiri pemakaman Qasem Soleimani.

Baca Juga: Fakta-fakta Hamas dan Konflik Israel - Palestina

Sebuah laporan yang belum dikonfirmasi mengatakan Mesir 'menghukum' Haniyeh dengan mencegahnya kembali ke Jalur Gaza melalui perlintasan perbatasan Rafah.

Seorang lelaki berjalan di dalam sebuah bangunan yang porak-poranda akibat dibom Israel pada Sabtu (15/5/2021). [AFP]
Seorang lelaki berjalan di dalam sebuah bangunan yang porak-poranda akibat dibom Israel pada Sabtu (15/5/2021). [AFP]

Namun belakangan, para pejabat mengatakan bahwa krisis antara Hamas dan Mesir telah selesai.

Selain ke Iran, Haniyeh pernah mengunjungi Mesir, Turki, Oman, Qatar dan Malaysia. Dia juga diharapkan mengunjungi Lebanon, Mauritania, Rusia dan Kuwait.

Akhir pekan lalu, Haniyeh bertemu lagi dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istanbul. Itu adalah pertemuan kedua sejak Haniyeh meninggalkan Jalur Gaza.

Pejabat senior Hamas Khalil al-Hayya mengonfirmasi pekan lalu bahwa Haniyeh akan tetap berada di luar Jalur Gaza setidaknya selama enam bulan.

Baca Juga: Ketua Hamas Berkali-kali Tegaskan Agar Israel Tak Sentuh Masjid Al Aqsa

Tur Haniyeh bertujuan untuk "mengakhiri beberapa masalah internal dan memperkuat hubungan Hamas dengan beberapa negara," katanya.

Haniyeh akan terus mengatur urusan Hamas selama tinggal di luar negeri dan akan mengunjungi negara mana pun yang ingin menerimanya, lanjut Hayya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI