Suara.com - Bulan Syawal merupakan bulan yang melambangkan kemenangan bagi umat Muslim. Setelah melewati tanggal 1 Syawal, umat muslim disunnahkan untuk menjalankan ibadah puasa Syawal. Seperti apa doa puasa Syawal yang dilantunkan?
Pelaksanaan Ibadah Puasa Syawal
Puasa Syawal dilaksanakan setelah tanggal 1 Syawal. Umat muslim dianjurkan mulai berpuasa Syawal selama enam hari setelah tanggal 1 Syawal. Dalam pelaksanaannya, bisa berturut-turut maupun tidak. Keutamaannya puasa Syawal menyempurnakan puasa Ramadhan dan pahalanya seperti berpuasa selama satu tahun penuh.
Doa Puasa Syawal
Baca Juga: Puasa Syawal: Berapa Hari, Niat, dan Keutamaan
Dianjurkan sebelum melaksanakan puasa Syawal, membaca doa niat puasa Syawal yang bisa dilafalkan. Meskipun niat puasa sebenarnya cukup ada di dalam hati. Berikut ini lafal niat puasa Syawal selama 6 hari:
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘ala.
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”
Bisa Niat di Pagi Hari
Berniat puasa Syawal bisa dilakukan mendadak saat di pagi hari. Karena niat puasa sebelum masuk waktu shubuh hanya berlaku untuk puasa wajib.
Baca Juga: Selain Puasa 6 Hari, Ini 4 Amalan Bulan Syawal yang Baik Dikerjakan
Sementara untuk puasa Sunnah, boleh membaca niat di pagi atau siang hari selama belum makan, minum, dan melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Sebagaimana Nabi Muhammad SAW pernah menghadirkan niat berpuasa setelah terbit fajar yang diuraikan dalam hadist Aisyah RA berbunyi:
"Rasulullah SAW bertanya kepadaku pada suatu hari: 'Wahai Aisyah, apakah engkau memiliki sesuatu (untuk dimakan pagi ini?)'. Aku menjawab: ‘Wahai Rasulullah, kita tidak memiliki sesuatu pun (untuk dimakan)’. Beliau lalu bersabda: 'Kalau begitu aku akan puasa'. - HR Muslim no. 1154.
Adapun niat puasa Syawal di pagi atau siang hari yang dapat dibaca adalah sebagai berikut:
Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’i sunnatis Syawwali lillâhi ta‘ala.
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT."
Boleh Membatalkan Puasa dengan Atau Tanpa Udzur
Puasa Syawal boleh dibatalkan baik karena suatu Udzur syar'i maupun tanpa Udzur. Hal ini seperti dijelaskan oleh Syaik Aziz bin Baz.
"Jika puasa tersebut adalah sunah, maka boleh membatalkannya, tidak wajib menyempurnakannya. Ia boleh membatalkannya secara mutlak. Namun, yang lebih utama adalah tidak membatalkannya kecuali karena sebab yang syar'i, semisal karena panas yang terik, atau badan yang lemas, atau ada orang yang mengundang ke pernikahan, atau hal-hal yang memaksa untuk membatalkan puasa lainnya, maka tidak mengapa."
Kontributor : Yulia Kartika Dewi