Suara.com - Pimpinan tertinggi Hamas, Bassem Issa tewas dalam serangan udara Israel di Gaza pada hari Rabu. menyadur New York Post Kamis (13/05) Issa tewas ketika Pasukan Pertahanan Israel menyiapkan invasi darat.
Bassem Issa menambah panjang daftar para pemimpin Hamas yang tewas ketika gedung bertingkat di pusat kota di bom oleh Israel, lapor Fox News.
Selain Bassem Issa, kepala komando cyber, Jamaa Tahla; Jamal Zabeda, ketua penelitian kelompok; dan kepala insinyur Nazzem Hatib juga gugur dalam serangan itu, sebut Times of Israel.
Shin Bet, badan keamanan Israel, mengatakan 10 operator Hamas lainnya yang terlibat dalam produksi senjata dan penelitian juga tewas.
Baca Juga: Seorang Wanita India Tewas Kena Serangan Roket Hamas Saat Video Call Suami
Pengumuman itu muncul ketika Israel mengatakan pihaknya terus meningkatkan konflik sebagai pembalasan atas serangan rudal Hamas di Tel Aviv dan daerah sekitarnya pada hari ketiga pertempuran.
"Kami melenyapkan komandan senior Hamas dan ini baru permulaan," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Rabu. “Kami akan memberikan pukulan pada mereka yang bahkan tidak dapat mereka impikan.”
Komandan Israel juga mengatakan tiga brigade infanteri sedang 'mempersiapkan skenario terburuk' dalam konflik tersebut, merujuk pada invasi daratsetelah serangan udara udara, menurut New York Times.
Pasukan Israel telah pindah ke Distrik Lydd dengan misi memadamkan kerusuhan Palestina. Rekaman yang diposting di Twitter oleh Institute for Middle East Understanding menunjukkan ratusan tentara Israel berbaris di seluruh kota.
Sementara itu, pejabat Hamas Fathi Hammad mendesak militan untuk 'memenggal kepala orang Yahudi', menurut laporan.
Baca Juga: Hamas Gempur Israel Habis-habisan, Khamenei Cuit Dukung Palestina
Serangan udara Israel telah menghancurkan tiga gedung bertingkat tinggi di Gaza, termasuk gedung tempat para pejabat Hamas terbunuh.
Roket Palestina pada hari Rabu menewaskan Sersan Staf. Omier Tabib , 21, seorang anggota Batalyon 931 dari Nahal Infantri Israel, kata Times of Israel.