Suara.com - Umat muslim di Yerusalem berkumpul di halaman Masjid Al-Aqsa untuk salat Idul Fitri di tengah konflik yang berkecamuk. Konflik yang sedang terjadi tak menyurutkan kekhusuyukan mereka dalam beribadah.
Salat Idul Fitri adalah ibadah yang dilakukan untuk menandai berakhirnya bulan Ramadhan, bulan suci bagi umat Islam di dunia.
Menyadur Sputnik News Kamis (13/05) Presiden Palestina Mahmoud Abbas sebelumnya membatalkan perayaan Idul Fitri karena banyaknya warga Palestina di Jalur Gaza tewas di tangan Israel.
Serangan Israel terjadi sebagai tanggapan atas rentetan roket yang ditembakkan dari daerah kantong-kantong pada hari Senin.
Baca Juga: Di Tengah Konflik, Joe Biden Klaim Israel Berhak Membela Diri
Sejak saat itu, kedua belah pihak saling serang hingga banyak korban jiwa berjatuhan. Menyadur Independent, serangan itu melukai lebih dari 270 warga Palestina.
Laporan menyebut pada Sabtu malam, beberapa hari sebelum Idul Fitri, kerumunan pengunjuk rasa Palestina berkumpul di luar Gerbang Damaskus Kota Tua, meneriakkan "Tuhan itu Agung".
Beberapa orang melemparkan batu dan botol air ke arah polisi serta menyalakan api dan merobohkan barikade polisi.
Setelah serangan terjadi, sekitar 90.000 jemaah tetap menunaikan salat tarawih dan beribadah untuk menyambut malam Lailatul Qadar di masjid Al Aqsa.
Delegasi Uni Eropa untuk Palestina mengeluarkan pernyataan 'sangat prihatin' tentang bentrokan yang sedang berlangsung antara Palestina dan ISF.
Baca Juga: Biden Perkirakan Rentetan Kekerasan Israel dan Palestina Segera Berakhir
Dalam sebuah pernyataan, polisi menuduh ekstremis yang bertanggungjawab atas kekerasan ini dan mengatakan tidak akan membiarkan mereka merusak keselamatan dan keamanan publik.
Bulan lalu, kelompok sayap kanan Israel dan polisi Israel berhadapan dengan warga Palestina dengan puluhan korban luka. Saat itu, militan di Gaza menembakkan roket ke Israel.