Suara.com - Tingginya risiko di wilayah udara Israel dan Palestina membuat sejumlah maskapai penerbangan internasional membatalkan rute penerbangan ke Tel Aviv.
Hal tersebut menyusul terjadinya serangan roket dari militan Hamas yang dilancarkan dari Gaza, meski Israel telah mengaktifkan bandara cadangan di selatan negara zionis tersebut.
Diketahui Hamas telah berulang kali menembaki daerah Tel Aviv sejak awal pekan ini sebagai bentuk balasan atas kebrutalan pasukan militer Israel yang berupaya menggusur warga Palestina dari wilayah Jerusalem Timur.
Dilansir dari Solopos.com-jaringan Suara.com, akibat serangan roket yang mengaraha ke dekat Bandara Utama Israel, Ben Gurion membuat pemerintah setempat mengubah rute beberapa penerbangan ke Bandara Ramon yang berada sekitar 200 kilometer ke selatan dari bandara utama.
Baca Juga: Bak Kembang Api, Momen Iron Dome Israel Hancurkan Gempuran Roket Hamas
"Keselamatan dan keamanan kolega dan pelanggan kami selalu menjadi prioritas utama kami, dan kami terus memantau situasi dengan cermat," kata pihak British Airways setelah membatalkan penerbangannya dari dan ke Ben Gurion pada Kamis (13/5/2021) waktu setempat.
Kelompok Militan Hamas sendiri menyatakan, telah meluncurkan roket menyasar Bandara Ramon pada Kamis. Tetapi Otoritas Bandara Israel mengatakan bahwa tidak ada roket yang mengenai Ramon dan bandara itu beroperasi seperti biasa.
Bandara yang dibuka pada 2019 itu mampu menampung sekitar 2 juta penumpang dalam setahun. Bandara tersebut terhubung dengan rute bus ke utara, namun tidak ada layanan kereta api.
Seorang pejabat Israel mengatakan kedua bandara itu beroperasi secara sinkron. Ben Gurion menangani kargo, swasta, dan beberapa penerbangan lainnya, sementara Ramon "terbuka untuk pendaratan penerbangan komersial internasional" dan menjalankan penerbangan domestik berjadwal.
Media sosial memuat rekaman, konon direkam oleh seorang penumpang dalam penerbangan El Al dari Brussels yang merupakan pesawat pertama yang beralih ke Ramon, menunjukkan pemandangan melalui jendela roket yang menyasar Tel Aviv. Namun, Reuters tidak dapat memverifikasi rekaman tersebut secara independen.
Sementara itu, maskapai Virgin Atlantic yang berbasis di Inggris membatalkan penerbangannya ke Tel Aviv pada Rabu (12/5/2021) dan Kamis (13/5/2021).
Baca Juga: Kondisi Terkini di Gaza: 35 Warga Palestina Tewas, di Israel 3 Orang Mati
Kemudian Maskapai penerbangan Spanyol Iberia juga membatalkan penerbangannya ke Tel Aviv dari Madrid pada Kamis dan berencana akan melayani penerbangan kembali pada Jumat (14/5/2021).
Serupa dengan Virgin Atlantic dan Iberia, maskapai penerbangan Jerman, Lufthansa juga membatalkan penerbangannya.
"Karena situasi saat ini di Israel, Lufthansa menangguhkan penerbangannya ke Tel Aviv hingga Jumat, 14 Mei."
Namun maskapai Flydubai mengatakan pihaknya terus mengoperasikan penerbangan harian dari Dubai ke Tel Aviv. Maskapai ini dijadwalkan untuk mengoperasikan tiga penerbangan pada Kamis, sementara penerbangan keempat pada malam hari batal.
Sedangkan, United Airlines, Delta Air Lines, dan American Airlines pada Rabu semua membatalkan penerbangan antara Amerika Serikat dan Tel Aviv.
Virgin Atlantic mengatakan, pada awal pekan ini pemesanan tiket ke Israel telah melonjak 250 persen ketimbang pekan sebelumnya.
Lonjakan itu setelah Inggris mengumumkan bahwa Israel berada dalam "daftar hijau" untuk pembukaan kembali perjalanan liburan ke luar negeri selama pandemi Covid-19.
Namun ledakan kekerasan, dengan pertempuran di Jerusalem dan Jalur Gaza yang menyebabkan meningkatnya kematian warga sipil, telah membuat maskapai penerbangan internasional mewaspadai wilayah tersebut.
Meski demikian, Maskapai nasional Israel El Al mengatakan siap mengoperasikan pesawat tambahan untuk menutupi kekurangan maskapai asing.