Suara.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi berencana menjadikan startup digital sebagai mata kuliah wajib di Perguruan Tinggi mulai tahun 2022.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Sesditjen Dikti), Paristiyanti Nurwardani mengungkapkan hal ini akan dipersiapkan mulai tahun ini untuk memberikan pelatihan startup kepada dosen yang nantinya akan mengampu mata kuliah tersebut.
Dirjen Dikti bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membentuk Gerakan 1000 Startup Nasional dengan target 100.000 mahasiswa terlibat dalam pengembangan startup pada 2022.
"Nantinya, tim yang lolos seleksi pengembangan startup akan mendapatkan bimbingan yang lebih intensif agar bertahan jangka panjang serta bisa masuk ke platform Kedaireka atau inkubator bisnis kampus,” kata Paris dalam keterangannya, Kamis (13/5/2021).
Baca Juga: Pemerintah Buka Kuota 1.000 Peserta Beasiswa LPDP di Masa Pandemi Covid-19
Menurutnya, wacana ini menjadi bagian dari upaya pemerintah mendorong penyebaran startup yang lebih masif dan berkualitas dalam perkembangan industri digital.
Program 1000 Startup Digital akan dikemas dalam beberapa tahapan yang berguna untuk memberikan wadah bagi setiap pegiat startup untuk bisa belajar sesuai dengan kebutuhan pengetahuan dari tingkat dasar hingga siap untuk dites pasar.
Terdapat enam tahapan untuk para startup founder, yaitu: Ignition atau seminar daring yang memberikan pemahaman dari para pelaku dan regulator industri startup; Networking, kegiatan berjenjang dengan peserta lainnya di daerah masing-masing; Workshop, pembekalan pengetahuan teknis dan nonteknis membangun startup dari ide hingga launching;
Kemudian; Hacksprint, aktivitas brainstorming ide hingga menjadi produk minimum siap uji yang akan berlangsung selama 3 hari secara online dan offline bersama mitra coworking di masing-masing kota; Bootcamp, melakukan validasi customer dengan bimbingan mentor program, UX, dan bisnis melalui video response; dan Incubation, 1-on-1 mentoring bersama dedicated mentor dan akselerasi 1 key metric utama selama 4 minggu.
Baca Juga: Kemendikbudristek: Persiapan Sekolah Tatap Muka Sudah 80 Persen