Suara.com - Indah Pratiwi (nama samaran), seorang tenaga kesehatan (nakes) yang rela menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19 di Rumah Sakit Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat harus menelan pil pahit. Sebagai nakes yang maju demi nilai kemanusiaan, Indah malah dibungkam ketika memperjuangkan hak-haknya.
Indah menceritakan bagaimana dirinya menjadi pagar terdepan untuk merawat para pasien Covid-19. Sedari tahun lalu, ia membaktikan diri untuk negara saat tengah diserang wabah Covid-19.
"Sepanjang pandemi Covid-19, ya, sudah setahun berlalu itu sebagai tenaga kesehatan yang bekerja di garda terdepan kami tentu menjalani profesi ini berlandaskan rasa kemanusiaan dan kode etik profesi yang kami junjung," kata Indah dalam sebuah diskusi virtual pada YouTube LaporCovid19 yang dikutip Suara.com, Rabu (12/5/2021).
Dalam benaknya, para pekerja kesehatan tentu memiliki hak yang dijamin undang-undang. Bahkan pada peraturan menteri kesehatan pun tertulis kalau tenaga kesehatan mesti mendapatkan jasa atau upah dari apa yang telah dikerjakan tenaga medis.
Baca Juga: Terlalu, Ternyata Ini Alasan Tunggakan Insentif Nakes 2021 Sulit Dicairkan
Namun, ternyata apa yang dirasakan Indah di lapangan tidak sesuai dengan ucapan pemerintah. Selama menjadi nakes penanganan Covid-19, Indah bersama teman-teman lainnya mesti menghadapi sejumlah kendala.
Masalah yang paling berat dirasakan para nakes ialah ketika mereka tidak mendapatkan hak-haknya mulai dari November 2020 hingga April 2021.
"Jadi, kami punya tunggakan dari bulan November yang belum terbayarkan sampai Desember 2020, kemudian berlanjut dari Januari hingga April 2021," jelasnya.
Indah menyebut para nakes di rumah sakit lapangan itu hanya menerima insentif tanpa ada gaji yang semestinya diterima. Bahkan ia dengan berani membantah semua narasi dari Kementerian Kesehatan yang menyebut kalau nakes di rumah sakit lapangan sudah menerima seluruh hak-haknya.
"Tapi kemudian pada fakta dan realisasinya itu kami sama sekali belum menerima ini," ucapnya.
Baca Juga: LaporCovid19 Terima Laporan Masih Ada Nakes yang Belum Terima Insentif
Menerima kondisi tersebut, Indah mau tidak mau terjebak dengan situasi sulit di mana hak-haknya terpinggirkan dan tidak diperhatikan.
Kata ia, para nakes penanganan Covid-19 seolah dibawa ke dalam jurang kemiskinan dan mewujudkan indikator ketidaksejahteraan para nakes di tengah pandemi Covid-19.
Indah pun tidak berdiam diri. Ia berusaha untuk menyuarakan demi mendapatkan hak-haknya tersebut. Bukannya mendapatkan jalan ke luar, Indah malah diintimidasi hingga akhirnya dibebastugaskan.
"Itu kemudian (menjadi) satu lambang negara betapa rezim kita itu antikritik banget dan tidak mau mendnegar kita sebagai pekerja kesehatan," tegasnya.
"Padahal dalam kenyataannya tegulasi penanganan pandemi itu SDM yang benar-benar harus dijaga secara jangka panjang itu adalah kami sebagai tenaga medis."