Suara.com - Serangan di masjid Al Aqsa pada Jumat (07/05) masih menyisakan duka. Laporan terbaru menyebutkan lebih dari 270 warga Palestina terluka, termasuk sekitar 200 orang di rumah sakit.
Menyadur Independent Senin (10/05), polisi Israel menembakkan gas air mata dan granat kejut ke dalam Masjid Al-Aqsa ketika puluhan ribu jemaah berkumpul untuk salat jumat.
Dalam sebuah pernyataan, polisi menuduh ekstremis yang bertanggungjawab atas kekerasan ini dan mengatakan tidak akan membiarkan mereka merusak keselamatan dan keamanan publik.
Delegasi Uni Eropa untuk Palestina mengeluarkan pernyataan 'sangat prihatin' tentang bentrokan yang sedang berlangsung antara Palestina dan ISF.
Baca Juga: Masjid Al Aqsa Diserang, Paul Pogba Beri Dukungan ke Palestina
Laporan menyebut pada Sabtu malam, kerumunan pengunjuk rasa Palestina berkumpul di luar Gerbang Damaskus Kota Tua, meneriakkan "Tuhan itu Agung".
Beberapa orang melemparkan batu dan botol air ke arah polisi serta menyalakan api dan merobohkan barikade polisi.
Setelah serangan terjadi, sekitar 90.000 jemaah tetap menunaikan salat tarawih dan beribadah untuk menyambut malam Lailatul Qadar di masjid Al Aqsa.
Bulan lalu, kelompok sayap kanan Israel dan polisi Israel berhadapan dengan warga Palestina dengan puluhan korban luka. Saat itu, militan di Gaza menembakkan roket ke Israel.
Dalam seminggu terakhir, telah terjadi serangkaian pembunuhan di Tepi Barat. Pada hari Minggu, penembakan dengan mobil menewaskan seorang Israel berusia 19 tahun.
Baca Juga: Dewi Sandra Menangis Saat Masjid Al Aqsa Diserang
Serangan itu kemudian dikaitkan oleh otoritas Israel dengan seorang penyerang Palestina.