Kisah Penjaga Makam: Menjawab Apa Saja yang Terjadi di Kuburan

Siswanto Suara.Com
Senin, 10 Mei 2021 | 03:40 WIB
Kisah Penjaga Makam: Menjawab Apa Saja yang Terjadi di Kuburan
Tempat pemakaman umum Desa Bojongkulur [suara.com/Siswanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sebelum menjumpai Gunan di Superindo, siang hari itu saya terlebih dahulu masuk area pemakaman melalui gerbang utama yang terletak di antara pasar dan musala. Saya bermaksud menemui penjaga makam di sana, sayangnya semua sedang tidak berada di tempat, sampai akhirnya petugas kebersihan Pasar Desa Bojongkulur memberikan petunjuk bagaimana menemui Gunan.

Setelah melewati jalan menanjak nampaklah ribukan nisan, baik yang masih baru maupun yang sudah lama, di atas lahan yang menurut Gunan luasnya sekitar dua hektare.

Posisi tempat pemakaman umum yang lebih tinggi selalu menyelamatkannya dari luapan Sungai Cileungsi jika musim penghujan tiba. Banjir biasanya hanya sampai depan gerbang makam dan menggenangi pasar serta pemukiman di sekitarnya.

Di bagian tengah pemakaman terdapat bangunan serbaguna berukuran kecil bertuliskan Pondok Pusara. Di dekatnya terdapat kotak kaca untuk menampung infaq, sama seperti yang ditempatkan di dekat gerbang.

Tempat pemakaman umum Desa Bojongkulur [Suara.com/Siswanto
Tempat pemakaman umum Desa Bojongkulur [Suara.com/Siswanto

Bangunan ini difungsikan untuk tempat ibadah sekaligus gudang penyimpanan berbagai peralatan penunjang proses pemakaman jenazah, di antaranya tiga keranda yang teruat dari besi yang terlihat paling mencolok.

Sebelum pelaksanaan pemilihan kepala desa Bojongkulur tahun 2020 lalu, gudang tersebut pernah menjadi sasaran pencurian. Tiga unit mesin pemotong rumput raib.

Sebelum itu, pencuri berusaha menggasak mesin pompa air, tetapi gagal.

Kejadian tak diinginkan tersebut sekaligus memberikan jawaban atas pertanyaan apakah peran penjaga makam sebenarnya dibutuhkan.

Munculnya kriminalitas yang menyasar tempat pemakaman, membuat Gunan tak habis pikir. Sejahat-jahatnya pencuri mestinya tak perlu mengincar alat-alat kerja di pemakaman yang notabene untuk kepentingan umum.

Baca Juga: Kisah di Balik Sukaria Badut Jalanan

“Kebangetan amat. Namanya buat ngurusin pemakaman umum gitu kan. Nggak ada takut-takutnya. Istilahnya lagi nggak ngehargai sama sekali.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI