Bom Mobil Meledak di Depan Sekolah Afghanistan, 55 Orang Tewas

Bangun Santoso Suara.Com
Minggu, 09 Mei 2021 | 07:19 WIB
Bom Mobil Meledak di Depan Sekolah Afghanistan, 55 Orang Tewas
Korban tewas bom mobil di depan sekolah di Kabul Afghanistan. (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Meskipun Ghani menyalahkan Taliban, ledakan hari Sabtu terjadi di lingkungan Muslim Syiah yang telah menghadapi serangan brutal oleh militan ISIS selama bertahun-tahun, termasuk ledakan di bangsal bersalin hampir persis setahun yang lalu.

Ghani berkata: "Taliban, dengan meningkatkan perang tidak sah dan kekerasan mereka, sekali lagi telah menunjukkan bahwa mereka tidak hanya enggan untuk menyelesaikan krisis saat ini secara damai dan fundamental, tetapi juga memperumit situasi."

Diplomat top Washington di Afghanistan, Ross Wilson, mengutuk serangan itu dalam sebuah posting di Twitter: "Dengan sejumlah korban tewas, serangan tak termaafkan terhadap anak-anak ini adalah serangan terhadap masa depan Afghanistan, yang tidak dapat bertahan."

Taliban dan Amerika Serikat tahun lalu menandatangani perjanjian untuk mengakhiri perang 20 tahun, yang dimulai dengan pasukan AS dan sekutunya yang menyerang Afghanistan menyusul serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat oleh al Qaeda, yang pemimpinnya, Osama bin Laden, sedang diberi perlindungan oleh pemerintah Taliban.

Di bawah perjanjian tersebut, Washington akan menarik pasukan dengan imbalan jaminan keamanan Taliban dan agar kelompok itu memulai pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan. Pembicaraan dimulai tahun lalu tetapi sejak itu terhenti.

Korban tewas bom mobil di Kabul Afghanistan. (Foto: AFP)
Korban tewas bom mobil di Kabul Afghanistan. (Foto: AFP)

Serangan Taliban terhadap pasukan asing sebagian besar telah berhenti, tetapi mereka terus menargetkan pasukan pemerintah. Sejumlah jurnalis, aktivis, dan akademisi juga tewas dalam serangan yang dituduhkan kepada Taliban, yang menyangkal keterlibatannya.

Negara tetangga Pakistan, yang memiliki pengaruh besar atas Taliban dan mendorong mereka untuk memulai kembali pembicaraan damai dan menyetujui gencatan senjata, juga mengutuk serangan itu.

Bulan lalu, Washington mengatakan pihaknya mendorong kembali batas waktu penarikan pasukan dari 1 Mei hingga 11 September, yang diperingatkan Taliban dapat berdampak pada perjanjian tersebut.

Baca Juga: Taliban Serang Pangkalan Militer Afghanistan, 20 Tentara Tewas

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI